Makassar, Intra62.com – Selesai gerhana matahari hibrida, Balai Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Wilayah Makassar apakah akan nampak hilal awal bulan Syawal 1444 Hijriah atau Lebaran Idul Fitri, dengan ketinggian 1,22 derajat.
“Nanti sore kita lihat di tempat Wisata Pantai Gelesong Takalar untuk mengamati wilayah di Sulsel berapa ketinggian hilal di atas ufuk ketika tadi terjadi proses gerhana matahari,” kata Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar, Irawan Slamet, Kamis (20/4/2023).
Baca Juga:Tempat Wisata Untuk Lebaran Idul Fitri 2023 di Jakarta
Irawan mengungkapkan, biasanya proses gerhana itu terjadi gravitasi atau tarik menarik, antara bulan dan matahari sehingga berpengaruh terhadap air pasang laut dan angin. Meski demikian, itu merupakan hal yang biasa dan normal.
“Nanti sore kita lihat ketinggian bulan sabit itu, diperkirakan 1 derajat 22 menit di atas ufuk untuk wilayah Makassar. Prosesnya nanti mudah-mudahan tidak terhalang awan bisa disaksikan selama tujuh menit menjelang matahari tenggelam,” ujarnya.
Menurut hitungan, apabila hilal terlihat sudah berada di atas satu derajat pada pemantauan hari ini, Kamis (20/4/2023). Maka diperkirakan ketinggian hilal pada Jumat (21/4/2023) di atas 10 derajat.
Sementara di daerah Aceh wilayah Indonesia Barat juga sudah di atas 14 derajat dan di Merauke wilayah Indonesia timur di atas 5 derajat dan wilayah Indonesia tengah seperti di Kota Makassar, Sulsel diperkirakan 11-12 derajat.
Dia mengatakan fenomena gerhana matahari hibrida tentu akan berpengaruh dan bisa menampakan hilal, berbeda jika gerhana tersebut terjadinya pada saat sore hari.
Mengenai penetapan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. Tugas BMKG hanya memantau dan mengamati hilal supaya memastikan apakah sudah masuk bulan baru atau tidak.
“Kalau soal penetapan hari raya tentu itu kebijakan pemerintah dan lembaga agama yang bersangkutan. Kami hanya melaksanakan perintah mengawasi hilal untuk selanjutnya dilaporkan ke pimpinan,” ucapnya.