Jakarta, Intra62.com – Mudah mengantuk saat puasa sering dirasakan banyak orang, sehingga kopi sangat diandalkan orang-orang agar tetap segar saat bekerja di siang hari.
Ahli kesehatan tidur dari RS Primaya Bekasi Timur, dr Radite Nusasenjaya, MKK, Sp.Ok, mengungkapkan bahwa adanya perubahan kebiasaan selama puasa dapat berdampak pada pola tidur. Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi yakni irama sirkadian, yang ditandai dengan menurunnya kadar melatonin.
Baca juga: 4 Kesalahan Minum Kopi yang Bisa Mempengaruhi Kesehatan
Banyak orang mengalami perubahan lainnya adalah menjadi lebih aktif pada malam hari. Karenanya, rasa kantuk tidak terhindarkan disaat siang hari ketika harus menjalankan aktivitas di kantor.
Tidak perlu cemas, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa kantuk. Paling mudah yaitu dengan power nap atau short nap, yakni tidur siang selama kurang lebih 20 menit saat jam kerja istirahat.
Cara lain yang perlu dicoba yakni dengan mengalihkan pandangan sementara waktu. Misalnya, mengalihkan pandangan dari komputer ke jalanan atau tanaman hijau bisa membantu mengusir rasa kantuk.
Rasa ngantuk juga kerap muncul ketika tubuh terlalu lama tidak bergerak. Maka itu, disarankan untuk melakukan gerakan ringan seperti peregangan atau berjalan-jalan di sekitar lokasi tempat kerja untuk melancarkan aliran darah dan asupan oksigen ke otak.
Baca juga: Pemerintah Tetapkan Awal Puasa Ramadhan 1444 H Jatuh pada Tanggal 23 Maret 2023
Solusi lain agar tidak mudah mengantuk saat puasa yang cukup menarik adalah dengan bersosialisasi. Menarik, karena tidak butuh effort yang besar selain berinteraksi dengan orang-orang di sekitar.
“Pada saat berpuasa, gampang terkantuk-kantuk karena tidak bisa menjalankan rutinitas seperti biasanya yaitu ngopi. Maka bercengkerama dengan rekan kerja sambil membahas topik yang menarik,” kata dr Radite.
Tak kalah penting, menjaga pola tidur dengan cukup pada malam hari juga wajib diperhatikan. Tidak hanya kuantitas, melainkan juga kuantitas. “Pengukuran tidur berkualitas secara objektif, menggunakan alat pemeriksaan Polysomnogram (PSG),” Ujar dr Radite. (red)