Jakarta, Intra62.com – Kegiatan Ibadah Umrah bersimpuh di depan Ka’bah, berdoa sekaligus menangis mengingat dosa. Tidak ada perasaan seindah ini. Yang sebelumnya hanya terbayang di pikiran, kini bisa melihat dan menyentuhnya secara langsung. Labbaik Allahumma labbaik, Labbaik laa syarika laka labbaik.
Perjalanan ibadah di tanah suci memasuki puncaknya ketika rombongan jamaah umrah tiba di Makkah, mengunjungi ka’bah di Masjidil Haram untuk melakukan inti ibadah umrah.
Sebelumnya, jemaah mengambil miqat atau mengucap niat Umrah di Masjid Bir Ali. Seluruh rombongan paket umrah 10 hari terlihat bersemangat ketika tiba di masjid cantik bercat putih ini. Masjid Bir Ali berjarak 6 atau 7 mil dari Kota Madinah.
Baca Juga: Indonesia Usulkan Biaya Ibadah Haji Naik
Sedangkan jarak Madinah ke Makkah sekitar 478 kilometer dan harus ditempuh sekitar 6 jam perjalanan dengan bus. Meski demikian, bagi jamaah, Baitullah (Ka’bah) sudah terasa dekat.
Di dalam bus yang membawa jamaah ke Mekkah tak henti mengumandangkan kalimat “Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika lak”. (Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan bagi-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu).”
Shalawat kepada junjungan Nabi Muhammad SAW juga terus di ucapnya.
Pelaksanaan tawaf mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali terasa nyaman. Cuaca bersahabat serta tidak terlalu padat membuat rombongan umrah melaksanakan prosesi tawaf yang insya Allah sempurna.
Kegiatan Ibadah Umrah Bergetar Melihat Ka’bah
Rombongan umrah masuk ke pelataran Ka’bah dari pintu King Abdul Aziz. Begitu melihat bangunan suci ini, mutawif langsung mengajak jamaah berkumpul dan mengucapkan do’a ketika pertama kali melihat Ka’bah.
Ada perasaan yang luar biasa begitu pertama kali melihat bangun suci ini. Senang dan haru menjadi satu. Sebuah perasaan yang tidak bisa dilukiskan. Beberapa jemaah bahkan menangis begitu melihat Ka’bah.
Dengan menghadap kiblat umat Islam itu, jemaah kemudian membaca doa melihat Ka’bah “Allahumma antas salam, wa minka salam, wa hayyina rabbana bis salam. (“Ya Allah, Engkau adalah keselamatan. Dari-Mu keselamatan berasal. Wahai Tuhan kami, berikan kehormatan pada kami melalui keselamatan.”)
Umrah Bareng Bersujud di Depan Ka’bah
Selanjutnya, jamaah memulai tawaf. Usai tawaf rombongan melakukan shalat sunah di belakang Maqom Ibrahim. Dari pelataran Ka’bah jamaah beranjak untuk sa’i. Sebelumnya, jamaah mengambil air zamzam dan meminumnya sambil menatap ka’bah yang berbalut kiswah hitam. Prosesi sa’i hingga tahalul juga lancar. Seluruh rombongan tidak ada halangan dan mampu menyelesaikan rangkaian yang insya allah berjalan sempurna.
Tak terasa, umrah sudah dilaksanakan. Waktu menunjukkan sekitar pukul 04.00 waktu Arab Saudi. Rombongan menunggu waktu shalat subuh di sisi luar tempat melaksanakan sa’i. Rombongan umrah setidaknya akan melakukan satu lagi ibadah umrah. Namun pada akhirnya, rombongan bisa melakukan umrah sebanyak tiga kali. Alhamdulillah.
“Alhamdulillah, sudah umrah. Semoga apa yang jamaah lakukan ini diterima oleh Allah,” ucap jemaah yang umroh. “Amin…” jawab saya dengan perasaan gembira penuh kelegaan. Ibadah yang sangat menguras fisik ini bisa dilalui. Terlebih jika mengingat pesan dari Imam Safii, pimpinan biro perjalanan Umrah dan Haji Plus yang mengatakan, Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu tapi Allah memampukan orang-orang yang terpanggil untuk berkunjung ke Baitullah (ka’bah). (red)