Jakarta , Intra62.com . BRIN Temukan Sel Surya organik yang lebih efisien dan Ramah lingkungan. Yuliar Firdaus, seorang peneliti dari Pusat Riset Elektronika, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melakukan penelitian tentang sel surya organik (OSC). OSC dikatakan lebih ramah lingkungan dan dapat diproduksi secara massal.
Yuliar menyatakan dalam keterangan di Jakarta, Minggu bahwa studi terdahulu yang telah dia lakukan menunjukkan bahwa jika rekombinasi permukaan dapat ditekan dan mobilitas muatan terus ditingkatkan, efisiensi OSC dapat menembus batas teoretis lebih dari 22 persen.
OSC, yang ditunjukkan oleh Yuliar, adalah sel surya generasi baru yang menghasilkan listrik dengan menyerap cahaya dan menggunakan material organik seperti polimer donor dan akseptor molekul kecil.
Ia mengatakan bahwa kelebihan OSC adalah lebih fleksibel dan ringan, yang berarti mereka dapat ditempatkan di mana saja. Selain itu, proses produksinya lebih mudah dan lebih murah, dan metode penulisan bahkan dapat digunakan.
Menurutnya, teknologi ini telah berkembang pesat dari era penggunaan poli (3-heksiltiofen) (P3HT)-fullerene dengan efisiensi 3 hingga 7 persen. Namun, berkat hadirnya non-fullerene acceptors (NFAs) dan donor polimer baru, efisiensi teknologi ini sekarang lebih dari 20 persen.
Selain itu, Yuliar menyatakan bahwa warna dan tingkat transparansi sel surya ini dapat disesuaikan, yang membuatnya cocok untuk biomassa berintegrasi (BIPV) dan perangkat portabel.
Dia menjelaskan bahwa OSC ringan, fleksibel, dan dapat digunakan pada berbagai permukaan, seperti kaca lengkung atau plastik. Ini berbeda dengan solar sel generasi sebelumnya, yang berbasis silikon dan membutuhkan proses manufaktur bersuhu tinggi.
Meskipun demikian, Yuliar mengatakan bahwa ada beberapa masalah dalam membuat OSC. Ini termasuk stabilitas jangka panjangnya, kesulitan meningkatkan ukuran tanpa mengurangi kinerja . Dan kekurangan material interlayer yang murah, ramah lingkungan, dan mudah diproduksi.
Teknologi terbarukan OSC
Akibatnya, ia berharap OSC dapat berkembang menjadi teknologi energi terbarukan yang fleksibel, efisien, stabil, dan murah. Teknologi ini dapat dibuat secara massal di Indonesia, digunakan dalam bangunan, perangkat elektronik, dan infrastruktur . Serta mendukung kemandirian energi nasional melalui riset interlayer, rekayasa bahan penyerap, dan proses rekayasa untuk scale up.
Yuliar menyatakan bahwa mereka mengharapkan dukungan menyeluruh dari BRIN dan pemerintah dalam hal fasilitas dan dana.
Baca juga : PLN IP Siapkan Kebutuhan Hidrogen Untuk Mendukung Energi Berkelanjutan
(Anisa-red)
