Jakarta ,Intra62.com. Andaikan Prabowo dan Megawati Berkongsi , Bagaimana Republik Ini ? . Sementara Partai Gerindra menunggu hasil dari pertemuan antara ketua umumnya Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman, pertemuan dua tokoh tersebut akan berdampak positif untuk membantu pemerintah menyelesaikan masalah bangsa yang akan datang.
Pada Sabtu, 18 Januari 2025, Habiburokhman mengatakan kepada detikX melalui telepon, “Kan Pak Prabowo sekarang bukan sekadar pemimpin sebagian orang, tapi pemimpin seluruh bangsa kita.”
Prabowo sangat membutuhkan dukungan dari Megawati dan PDI Perjuangan, yang memiliki kursi terbanyak di DPR RI. Ini dapat membantu mengurangi kekacauan di parlemen saat pemerintah membuat kebijakan.
Namun, ada beberapa individu yang berpendapat bahwa pertemuan Prabowo dengan Megawati dan dukungan PDI Perjuangan akan merugikan demokrasi. Menurut Adi Prayitno, direktur Parameter Politik Indonesia, meskipun pertemuan tersebut hanya akan bersifat simbolis, itu mungkin memiliki efek positif karena dapat menunjukkan stabilitas politik di Indonesia.
Lain hal jika Prabowo dan Megawati mencapai konsensus dalam pertemuan tersebut. Sebagai contoh, Prabowo memberikan kursi kabinet kepada PDI Perjuangan. Adi menyatakan bahwa ini akan berdampak negatif pada demokrasi.
Jika benar bahwa PDIP konsisten dengan Prabowo Subianto, itu akan menjadi berita buruk bagi demokrasi kita dan oposisi. Adi memberi tahu detikX bahwa dia yakin ini (oposisi) akan hilang dalam lima tahun mendatang.
Sampai saat ini, PDI Perjuangan adalah satu-satunya partai yang belum memutuskan secara resmi untuk bergabung dengan pemerintah. Partai-partai parlemen lain yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang sebelumnya bersaing dengan Prabowo dalam Pilpres 2024, telah menyatakan bahwa mereka siap bergabung dengan pemerintahan.
Sekarang kader PKB, termasuk ketua umumnya sendiri Muhaimin Iskandar, telah bergabung dengan pemerintahan Prabowo. Pada masa Prabowo, Presiden PKS Ahmad Heryawan, juga dikenal sebagai Aher, bahkan menyarankan Yassierli untuk menjadi Menteri Ketenagakerjaan.
PDIP sebagai Oposisi
Sementara itu, Ahmad Sahroni, bendahara umum Partai NasDem, menyatakan bahwa dia telah beberapa kali ditawarkan posisi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.
Menurut Olly Dondokambey, Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan, partainya hanya berada di luar pemerintahan, bukan sebagai oposisi. Olly menyatakan bahwa PDI Perjuangan tidak berencana untuk bersaing dengan Prabowo selama lima tahun ke depan.
Hal senada juga disampaikan oleh Sidarto Danusubroto, seorang politisi senior dari PDI Perjuangan. Sidarto menyatakan bahwa PDI Perjuangan siap untuk setiap kemungkinan kerja sama dengan Prabowo, termasuk jika anggota partai tersebut ditunjuk sebagai menteri dalam Kabinet Indonesia Maju, meskipun partai tersebut berada di luar pemerintahan.
“Walaupun ada oposisi, tapi kami tidak menyatakan oposisi,” kata Sidarto pada Sabtu, 19 Januari 2025, melalui sambungan telepon kepada detikX.
Juru bicara Partai Perjuangan, Cyril Raoul Hakim, atau Chico Hakim, menjelaskan bahwa partainya mendukung pemerintahan Prabowo bukan secara membabi buta. Partai akan terus mengkritik dan menyarankan pemerintahan Prabowo untuk beberapa kebijakan yang dianggap buruk.
Baca juga : Megawati Tidak Jadi Pensiun dari Ketum PDIP Perjuangan , Waspadalah !
Pekan lalu, Chico memberi tahu detikX bahwa dia akan memberikan masukan terkait kebijakan yang lebih baik jika dia merasa ada.
Beberapa anggota PDI Perjuangan dalam beberapa bulan terakhir telah menunjukkan sikap kritis mereka terhadap pemerintah. Salah satu contohnya adalah kritik Rieke Diah Pitaloka, anggota Komisi VI DPR, terhadap Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen.
Dalam rapat DPR pada Kamis, 5 Desember 2024, Rieke meminta penundaan pelaksanaan Pasal 7 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 karena kondisi ekonomi Indonesia saat ini yang sangat memburuk. Menurut Rieke, jika PPN 12 persen diterapkan, posisi masyarakat kecil akan menjadi lebih sulit.
(Anisa-red)