Bekasi , Intra62.com . TK di Bekasi Kota Pungut 1,1 Juta /Anak Study Tour , Abaikan Dedi Mulyadi . Terlepas dari larangan resmi dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Wali Kota Bekasi Tri Adhianto. Taman Kanak-kanak (TK) di Kota Bekasi terus menyelenggarakan wisuda dan study tour.
Pihak sekolah bahkan menetapkan biaya sebesar Rp 1.150.000 per siswa untuk berpartisipasi dalam dua kegiatan tersebut. Sejumlah orang tua murid merasa terbebani oleh biaya ini; salah satu dari mereka, wali murid berinisial L (30), menyampaikan keluhannya secara publik.
Untuk saat ini, agenda wisuda akan berlangsung pada tanggal 18 Juni 2025 di Gedung Islamic Center Bekasi. Biaya sebesar Rp 550.000 mencakup transportasi, pendaftaran munaqosah . Dan wisuda, sewa toga, dokumentasi dan foto kelas, konsumsi, dan ijazah. “Harapan saya semoga wisuda dan jalan-jalannya dibatalkan saja,” kata L.
Menurut surat edaran yang dikeluarkan sekolah, perjalanan studi akan dimulai pada 12 Juni 2025 dan akan menuju Depok, Jawa Barat. Paket perjalanan seharga Rp 600.000 termasuk tiket masuk untuk dua orang ke outbound, makanan ringan dan minuman, makan siang prasmanan, kaus, dan transportasi dengan dua bus.
Pemerintah Bekasi Tegas Melarang Study Tour: Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengatakan bahwa surat edaran resmi dari Dinas Pendidikan telah melarang kegiatan study tour dan wisuda.
Kan sudah keluar (aturan pelarangan), sudah jelas,” kata Tri. Sejak awal, kegiatan seperti ini telah diperhatikan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Yang lebih menekankan aspek bisnis daripada manfaat pendidikan.
Studi tur bukan tentang bus atau perjalanan; itu lebih tentang bisnis. Seharusnya ini adalah perjalanan pendidikan, tetapi pada kenyataannya, itu lebih banyak didominasi oleh perjalanan dan bisnis pariwisata.
Pemda Bekasi tegas Larang
Dedi Mulyadi memberi tahu wartawan bahwa jika hal itu terjadi, namanya bukan study tour, melainkan piknik. Selain itu, ia menegaskan bahwa kegiatan seperti ini dapat menjadi tantangan finansial bagi orang tua siswa, “Tidak boleh anak piknik di bawah rintihan orang tua.” Saya menyadari kondisi ekonomi orang-orang di Jawa Barat. Banyak orangtua harus berutang atau menjual barang untuk membiayai perjalanan sekolah anaknya. Ini bukan masalah kecil, dia tegaskan.