Jakarta , Intra62.com. Tanda-tanda Gempa Megathrust di Tandai Awan tsunami ,Viral di Medsos. Dunia maya di Indonesia telah dihebohkan oleh munculnya fenomena awan yang dikenal sebagai “Tsunami”. Orang-orang percaya bahwa munculnya awan unik ini menandakan fenomena alam yang ekstrem akan terjadi.
Salah satu netizen mengunggah foto awan tsunami pada hari Kamis (12/9/2024). Awan tsunami ini terlihat seperti ombak yang seolah-olah akan menerjang pantai, menurut foto yang tersebar luas.
Gumpalan awan itu cekung dan berwarna putih di bagian atas dan gelap di bagian bawahnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menjelaskan bahwa fenomena awan tersebut dapat disebut sebagai awan Arcus sebagai tanggapan atas isu awan “Tsunami” yang beredar di media sosial.
Dia mengatakan bahwa awan ini biasa terjadi pada saat musim peralihan dari kemarau ke hujan mulai terjadi. Kejadian awan ini biasanya terjadi pada bulan September atau ketika sudah mulai musim hujan, yang terjadi antara bulan September dan Februari.
Baca juga : Wisatawan yang Ingin Singgah di Jatiluwih Tabanan Bali, Ikuti Tips Berikut Ini.
Bagaimana definisi awan tsunami?
Awan Arcus, juga dikenal sebagai awan tsunami, biasanya muncul selama musim peralihan dan musim hujan, yang berlangsung dari bulan September hingga Februari, menurut BMKG.
Pada bulan September, Oktober, dan November terjadi musim pancaroba yang sering menimbulkan awan yang menyerupai ombak tsunami. Pada bulan Desember, Januari, dan Februari terjadi awan tsunami di musim penghujan.
Karena bentuknya yang menyerupai gulungan gelombang tsunami, istilah “awan Arcus” sering digunakan oleh masyarakat untuk menyebut fenomena tersebut.
Sebaliknya, Ina Juaeni, anggota Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TREAK) dari Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), mengatakan bahwa awan Arcus adalah jenis awan cumuluniform yang memiliki ketinggian rendah dari permukaan. Dia mengatakan bahwa awan Arcus biasanya terbentuk pada ketinggian dekat permukaan hingga 1,9 km.
Jenis Awan Arcus ‘Tsunami’
Awan-awan ini dapat berada di sekitar atau terpisah dari badai cumulonimbus. Arcus biasanya terpisah dari awan induk (Cumulonimbus), tetapi awan datar atau papan panjang secara horizontal bersatu dengan dasar awan Cumulonimbus.
Awan Arcus terbentuk di daerah pertemuan, seperti gelombang tsunami raksasa, karena ketidakstabilan atmosfer di mana massa udara hangat yang lembab mendorong massa udara dingin.
Awan Arcus adalah tanda angin yang kuat akan datang segera karena gulung awan terbentuk oleh shear angin. Bagian luar awan terlihat halus, tetapi bagian dalamnya terlihat kasar.
Arcus datar dan berbentuk gulungan adalah tanda hujan badai.
Selain itu, Ina menyatakan bahwa awan Arcus bentuk gulungan sangat jarang, sementara bentuk datar lebih umum. Meskipun biasanya ditemukan di pantai, awan ini juga bisa terbentuk di tempat lain.
Ina mengatakan, “Jadi ketika ada awan besar di dasar Cumulonimbus, itu adalah awan Arcus, yang berarti hujan lebat akan segera datang.”
Pengaruh Tsunami Awan
Seperti yang disebutkan sebelumnya, awan Arcus dapat menunjukkan bahwa badai akan turun di daerah yang terkena awan ini.
Awan arcus, baik dalam bentuk awan rak atau awan roll, sangat memengaruhi cuaca di daerah tempat mereka muncul. Keberadaan awan arcus dapat memiliki beberapa efek utama, di antaranya:
Karena terjadi pada musim peralihan, ada kemungkinan angin kencang dan badai, perubahan suhu yang drastis, dan hujan deras dan banjir. Awan ini dapat menyebabkan hujan yang sangat deras jika cukup lama, dan juga dapat menyebabkan gelombang tinggi di pesisir.
Penurunan visibilitas karena hujan yang sangat deras Hujan yang sangat deras membuat visibilitas menjadi minim, berbahaya jika sedang mengendarai kendaraan Membentuk petir: Awan arcus sering kali terkait dengan badai petir yang kuat, yang berarti ada kemungkinan besar petir akan muncul.
Jika berlangsung cukup lama, dapat menyebabkan banjir. Karena terjadi pada musim peralihan, suhu di sekitarnya berpotensi berubah secara drastis dan mendadak.
Ada hubungannya dengan potensi gempa besar atau megathrust?
Namun, BMKG menyatakan bahwa awan ini tidak ada hubungannya dengan gempa bumi, tsunami, atau jenis fenomena lainnya, termasuk hal-hal misterius.
Dalam sebuah posting di akun Instagram resmi BMKG Kalsel, @cuacakalsel, Stasiun Meteorologi Banjarmasin mengatakan, “Fenomena ini dapat menyebabkan hujan dan angin kencang. (Namun) fenomena atmosfer Awan Arcus ini TIDAK ada kaitannya dengan fenomena kebumian seperti Gempa Bumi, Tsunami, dan sebagainya.”
Namun, fenomena angin laut dalam skala yang luas, yang mendorong massa udara ke arah daratan, juga berkontribusi pada munculnya awan Arcus, menurut Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG.
(redx )