• Sat. Jul 12th, 2025

Sri Mulyani dan BI Beda PahamTentang Nasib Rupiah pada 2025

ByAF

Jul 2, 2025
Sri Mulyani dan BI Beda PahamTentang Nasib Rupiah pada 2025

Jakarta , Intra62.com . Sri Mulyani dan BI Beda PahamTentang Nasib Rupiah pada 2025 . Dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR RI pada hari Selasa, 1 Juli 2025. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) menyampaikan proyeksi nilai tukar rupiah yang berbeda.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan nilai tukar rupiah pada paruh kedua tahun 2025 akan berada di antara Rp16.300 dan Rp16.800 per dolar AS . Karena tingginya ketidakpastian global, yang berdampak pada pembiayaan defisit anggaran.

Ketidakpastian global disebabkan oleh konflik geopolitik dan tarif dagang yang ditetapkan oleh Donald Trump, yang sampai saat ini masih dinegosiasikan.

Sri Mulyani menyatakan bahwa dampak tarif Amerika yang diterapkan kepada seluruh partner dagangnya akan menjadi perhatian utama untuk triwulan kedua.

Namun, dia juga menegaskan bahwa kerja sama dengan BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar sangat penting . Karena pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral AS dapat mengurangi tekanan terhadap rupiah.

Sementara itu, Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, memberikan perkiraan yang sedikit lebih optimis. BI memperkirakan nilai tukar rupiah pada tahun 2025 akan berkisar antara Rp16.000 dan Rp16.500 per dolar AS.

Faktor-faktor penting, seperti komitmen Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar, imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik, pengendalian inflasi . Dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap stabil, mendukung prospek ini.

Upaya ini menghasilkan peningkatan nilai rupiah dari Rp 16.900 menjadi Rp 16.100, yang merupakan hari pertama setelah libur panjang Lebaran. BI akan terus menerapkan strategi intervensi ini.

Berbeda Sejak Awal: Ini bukan pertama kalinya pemerintah dan Bank Indonesia berbeda pendapat tentang rupiah. Pada awal penetapan APBN 2025, kedua belah pihak juga berbeda pendapat tentang asumsi nilai tukar ini.

Perry saat itu berpendapat bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun 2025 akan berada pada kisaran Rp 15.300 hingga Rp 15.700, tetapi angka itu belum memperhitungkan tekanan ekonomi global pada tahun itu.

Faktor Resiko

Pada rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu (28/8/2024), Perry menyatakan, “Tapi tadi kamu juga sampaikan kalau nilai fundamental belum mempertimbangkan kondisi geopolitik . Yang tadi Ibu Menkeu sampaikan, yang bisa naik atau turun, dan karenanya perlu ada kehati-hatian di atas nilai fundamentalnya.”

Perry menekankan bahwa berdasarkan faktor risiko, tindakan kehati-hatian pemerintah hanya menambahkan sekitar Rp 200 poin dalam RAPBN 2025, yang menciptakan level asumsi kurs di kisaran Rp 15.900.

Jika Anda menambah 200 rupiah sudah baik, atau 100 rupiah sudah baik, tetapi jika Anda menambah 400 rupiah menjadi 16.100, itu mungkin terlalu berhati-hati. Kesimpulannya, menambah 200 rupiah dari 15.700 mungkin masih masuk akal. Namun, dia menyatakan bahwa pendapat kami pasti akan disampaikan kepada pemerintah dan DPR.

Sri Mulyani menyatakan bahwa penetapan pemerintah di atas Rp 16.000 mempertimbangkan kondisi defisit transaksi berjalan yang mungkin meningkat di masa mendatang serta ukuran cadangan devisa Bank Indonesia.

Jika kita berbicara tentang BoP (Balance of Payment), hampir semua proyeksi CAD lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya. CAD tidak bisa berubah dalam semalam, Pak. Itu yang membuat kami lebih waspada,” kata Sri Mulyani.

Baca juga : Sri Mulyani Bicarakan Kerja Sama Ekonomi dengan Menteri Energi Uni Emirat Arab

(Anisa-red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://sdlabumblitar.sch.id/wp-content/bonus-new-member/

https://sdlabumblitar.sch.id/wp-content/spaceman/

https://paudlabumblitar.sch.id/wp-content/spaceman/