Jakarta ,Intra62.com . Sejarah 1 suro sakral dan Suci ,Begini Dawuh Raja Mataram Islam ?. Menurut Kalender Hijriah yang dirilis Kementerian Agama (Kemenag), tanggal 1 Muharram 1446 Hijriah jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024.
Malam 1 Suro adalah malam pertama pada tahun dalam kalender Jawa. Dan diperingati sehari sebelum tanggal 1 Muharram, yaitu pada hari Sabtu, 6 Juli 2024.
Malam pertama di bulan suro diperingati sehari sebelum tanggal 1 Muharram, yaitu pada hari Sabtu, 7 Juli 2024. Dalam masyarakat Jawa, ada beberapa kebiasaan untuk merayakan malam satu Suro. Misalnya, ziarah ke makam, siraman, atau kirab Kebo Kyai Slamet di Surakarta.
Sejarah Malam 1 Suro
Arti “Suro” berasal dari kata Arab “Asyura”, yang berarti “sepuluh” atau tanggal 10 bulan Muharram. Masyarakat Jawa biasanya menyebut bulan Muharram dengan “bulan Suro”. Nama bulan pertama dalam sistem penanggalan Hijriah, Muharam, dianggap sebagai bulan suci bagi orang Islam.
Ketika Sultan Agung Hanyokrokusumo membuat Kalender Jawa pada tahun 1633 Masehi, tanggal 1 Suro dipilih untuk mengawali Tahun Jawa atau Tahun Baru Saka.
Dengan menggabungkan sistem penanggalan Islam, tanggal 1 Suro bertepatan dengan tanggal 1 Muharram, yang merupakan awal tahun Hijriah.
Baca juga : LF PBNU Laporkan 1 Muharram 1446 Jatuh pada Senin 8 Juli 2024.
Untuk lebih mendekatkan raja dan rakyat biasa, satu suro dibuat. Setelah itu, Kerajaan Mataram mulai mengalami ancaman, sehingga Sultan Agung menolak untuk mengadakan upacara ritual kerajaan Rajawedha.
Sebaliknya, diadakan satu suro, yang pada dasarnya menyatukan ritual Rajawedha dengan upacara kaum petani Gramawedha, yang diadakan pada hari pertama Muharram.
Masyarakat Jawa merayakan malam satu Suro sebagai permulaan tahun yang dianggap sakral dan suci. Tujuannya adalah untuk menemukan identitas seseorang sehingga mereka dapat mendekatkan diri kepada Tuhan dan terus mengingat dan waspada.
(redx)