Jakarta , Intra62.com . Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta maaf atas insiden kematian akibat pembelian LPG tabung isi 3 kg di daerah Tangerang Selatan, Banten.
Setelah sidak salah satu pangkalan LPG 3 kg di wilayah Palmerah Jakarta, Selasa, Bahlil mengatakan, “Kami pemerintah pertama memohon maaf jika ini terjadi, karena ini semata-mata kami lakukan untuk penataan.”
Bahlil menjelaskan bahwa pemerintah terus memperbaiki kebijakannya untuk mencegah keadaan menjadi lebih buruk. Mengubah status pengecer menjadi sub-pangkalan memungkinkan mereka menjual LPG 3 kg lagi.
Bahlil menyadari bahwa pengecer adalah pusat distribusi LPG 3 kg dan bertanggung jawab untuk menghubungkan pangkalan dengan masyarakat umum.
Apa yang kami lakukan pagi ini dan malam ini adalah tanggapan. Bahlil menyatakan, “Kami ingin rakyat mendapatkan LPG dengan baik dan mudah.”
Dia mengatakan bahwa toko LPG 3 kg telah kembali beroperasi, tetapi mereka mengubah namanya menjadi sub-pangkalan.
Tujuan dari pengoperasian kembali pengecer LPG 3 kg adalah untuk mengembalikan jalur distribusi gas bersubsidi ke keadaan normal.
Menurut Bahlil, saat ini ada 370 ribu pengecer yang terdaftar sebagai sub-pangkalan LPG 3 kg.
Untuk pengecer yang belum terdaftar sebagai sub-pangkalan, Bahlil menyatakan bahwa Kementerian ESDM akan secara aktif bekerja sama dengan Pertamina . Untuk membekali mereka dengan sistem aplikasi dan membantu mereka dalam proses menjadikannya.
Baca juga : Gas LPG 3 kg Non Subsidi telah Didistribusikan, Cek Fakta ?
Bahlil meminta maaf atas kematian Yonih (62), warga RT/RW 001/007, Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Dia meninggal karena kelelahan setelah mengikuti rangkaian pengambilan tabung gas elpiji 3 kg subsidi di daerah tersebut pada hari Senin (3/2).
Saeful, Ketua Rukun Tetangga (RT) 001 di Pamulang Barat, menyampaikan berita duka cita ini, menyatakan bahwa kelelahan diduga menjadi penyebab utama kematiannya Yonih.
Keluarga Korban
Menurutnya, almarhumah mengikuti antrean di pangkalan gas elpiji, yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah duka. Dia berangkat dari rumah sekitar pukul 10.00 pagi.
Setelah mendapatkan gas, almarhum kemudian pulang dan sempat istirahat di tengah jalan, katanya.
Selain itu, dia menceritakan bahwa keluarga korban membawa Yonih ke rumah sakit terdekat setelah mengetahui bahwa kondisi almarhumah memerlukan perawatan medis.
Namun, diketahui bahwa dia meninggal sebelum dibawa ke RS.
( Anisa-red)