Jakarta, Intra62.com – Kontroversi investasi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) membuat tiga menteri membahas solusinya dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau, pada Minggu (17/9/2023).
Ketiga menteri tersebut antara lain Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia; Sekretaris ATR/BPN, Hadi Tjahjanto; dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Baca Juga: Ide Memulai Bisnis Minuman Booming
Menteri Investasi Bahlil mengungkapkan, mereka datang untuk menggelar rapat teknis mengenai dinamika Kepri, termasuk investasi di Rempang. “Salah satu (diskusinya) adalah agar pengelolaan Rempang dilakukan dengan hati-hati dan memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah turun temurun berada di sana.” , Batam.
Ia juga mengatakan, kerusuhan yang terjadi belakangan ini akibat campur tangan pengusaha di Pulau Rempang. Ia menjelaskan, “Ada oknum (pengusaha) yang diduga mendirikan usaha namun dicabut izinnya. Ini memerlukan penanganan khusus.”
Lebih lanjut, dia sepakat untuk terus melakukan pertemuan dengan BP Batam dan Gubernur Kepri untuk mencari solusi terbaik. “Akan dipastikan semuanya berjalan lancar dalam hal keamanan,” katanya.
Bahlil kemudian menjelaskan, investasi Rempang dari pembangunan pabrik hilir kuarsa milik Xinyi Group ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Terkait hal ini dimaksudkan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan,” ujarnya. Mereka yang mengungsi akan menikmati hak-hak mereka.”
Hak-hak tersebut antara lain tanah seluas 500 meter persegi, rumah tipe 45 senilai Rp 120 juta, subsidi pangan selama masa pemukiman kembali sementara di Batam senilai Rp 1,2 juta per orang, sewa rumah selama masa pemukiman kembali sementara sebesar Rp 1,2 juta per keluarga.
Dia juga menyebutkan syarat khusus, seperti bagi warga yang sudah memiliki dokumen tanah berupa sertifikat hak milik dan bangunan senilai lebih dari Rp 120 juta akan segera diinventarisasi. Demikian pula hasil panen, keramba, sampan dan lain-lain akan diberi harga sesuai mekanisme dan dasar perhitungan. “Misalnya rumahnya bukan kategori 45, harganya Rp 120 juta, tapi rumahnya bernilai Rp 350 juta, maka selisihnya akan dilunasi oleh BP Batam,” imbuhnya.
Melakukannya Dengan Cara Yang Benar

Bahlil pun memastikan pemukiman kembali warga Rempang terlaksana dengan baik. Perkiraan batas waktu pendaftaran pemukiman kembali adalah (20/9/2023). Sedangkan pembebasan pulau tersebut paling lambat tanggal (28/9/2023).
“Saat ini bukan lagi soal tanggal karena sudah diputuskan dari awal. Namun yang terpenting adalah komunikasi yang baik dengan masyarakat. Cepat atau tidaknya itu soal lain,” terangnya.
Menurut dia, investasi Xinyi senilai Rp175 triliun harus diselesaikan. Pasalnya, Indonesia saat ini sedang bersaing dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk menarik investasi asing.
Peta jalan pembebasan pulau dan relokasi warga ke Pulau Galang harus segera dilaksanakan untuk meyakinkan investor asing bahwa Indonesia berkomitmen penuh. Pabrik Kaca Xinyi juga merupakan pabrik yang menimbulkan polusi, sehingga jika masyarakat tidak segera direlokasi akan membahayakan kesehatannya.
“Karena kita lagi bersaing sumber investasi asing langsung (FDI) terbesar di dunia ada di negara-negara tetangga. Kita merekrut investasi untuk menciptakan lapangan kerja. Jika kita menunggu terlalu lama, mereka akan menunggu kita. Kita membutuhkan mereka, tapi kita juga harus melakukannya. hormati mereka.” mereka di dalam,” katanya. Jika investasi ini salah maka akan rugi besar. “Investasi ini total nilainya lebih dari Rp 300 triliun. Tahap pertama Rp 175 triliun. Ini investasi yang signifikan. Jika digelontorkan, potensi pendapatan awal daerah (PAD) dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di sini akan meningkat. hilang, “katanya. menjelaskan. Bahlil juga meminta masyarakat Rempang tidak meragukan komitmen pemerintah dalam memastikan pemukiman kembali Dapur 3, Sijantung, Pulau Galang, Kepulauan Batam, dan Riau dalam jangka panjang.
“Tidak ada alasan untuk ragu. Tahap pertama, kami sedang membangun 2.500 rumah. Kami sedang membangun secara bertahap sehingga sangat mudah. Saya seorang kontraktor jadi membangun banyak rumah tidaklah sulit. tutupnya. (red/intra62)