Jakarta , Intra62.com .Hasyim Bongkar Alasan Prabowo kaji Ulang Ekspor Listrik ke Singapura. Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto sedang mempertimbangkan kembali rencana ekspor listrik ke Singapura.
Dia mengatakan bahwa pemerintah tengah mempertimbangkan kembali rencana ini karena ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, terutama terkait nilai tambah dan kemungkinan kehilangan investasi di dalam negeri.
Menurutnya, ekspor listrik ke Singapura, terutama yang berasal dari sumber energi terbarukan, mungkin akan menguntungkan Singapura. Selain itu, Singapura ingin membangun pusat data.
Selain mengekspor listrik, Indonesia seharusnya menjadi negara tempat investasi data center sendiri.
Ini merupakan penyelidikan pemerintah, seperti yang saya ketahui (Kementerian ESDM) sedang menyelidiki ekspor listrik ke Singapura, antara lain.
Ini adalah masalah kecil yang dipertimbangkan pemerintah. Kita tahu bahwa di Singapura ada banyak pusat data yang diperlukan untuk mendukung Microsoft, Amazon, dan perusahaan lainnya. Saat ditemui media di sela acara COP29 di Baku, Azerbaijan, Rabu (13/11/2024), dia mengatakan kepada mereka bahwa mereka memiliki pusat data.
Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan untuk membangun pusat data di Indonesia. Jika Indonesia membangun pusat data di Pulau Batam, Bintan, Karimun, atau di tempat lain. Kita akan dapat melayani Singapura dengan peningkatan nilai tambah kita. Saya pikir kita harus melakukan penyelidikan nanti, ya,” katanya.
Namun demikian, dia menyatakan bahwa selain sektor data center, sektor lain di Singapura yang membutuhkan energi bersih untuk mengurangi emisi karbonnya, seperti kilang minyak.
Baca juga : Ketut Sumedana Melakukan Penyidikan Terhadap PLN
Dia menyatakan bahwa Indonesia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan energi bersih dari industri yang menghasilkan emisi.
Sebaliknya, pihak Singapura menyatakan bahwa pemerintah dan industri Singapura juga membutuhkan industri lain yang tidak bergantung pada AI atau pusat data.
Untuk alasan apa? Kita harus memperhatikan bahwa kilang-kilang di Singapura yang dimiliki oleh Exxon dan Shell dapat berkontribusi pada polusi. Nanti kita akan melihat manfaat dan kelemahannya,” katanya.
(redx)