Jakarta, Intra62.com – Gunung bawah laut di Pacitan bikin heboh. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM mengatakan tidak memiliki catatan tentang gunung bawah laut yang ditemukan di perairan Pacitan.
Koordinator Gunung Api PVMBG, Badan Geologi, Kementerian ESDM Oktory Prambada menerangkan kemunculan gunung itu juga belum tentu mengancam. Andai jika gunung tersebut merupakan gunung aktif.
“Gunung api yang biasanya mengancam itu yang kedalamannya kurang dari 500 meter,” kata Oktory, Senin (13/2/2023).
Dia menyebutkan bila kedalaman gunung itu di bawah 500 meter hingga 1 kilometer di bawah permukaan, belum tentu erupsi yang terjadi akan sampai ke permukaan.
“Kalau di bawah itu, misalnya di bawah 1.000 atau 2.000 meter, meskipun ada catatan, ketika itu terjadi erupsi sampai ke permukaan laut aja tidak. Karena berat jenis air akan meredam semua itu ya,” ujarnya.
Gunung bawah laut di perairan Pacitan
Gunung itu ditemukan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Berdasarkan data BIG, gunung itu berada di kedalaman 3-4 kilometer dari permukaan laut.
Lokasinya berada 200 kilometer barat daya Pacitan dengan tinggi yang ditemukan kurang lebih 2.300 meter dari dasar laut dengan diameter mencapai kurang lebih 10 km.
Sebelumnya, Oktory menyampaikan bahwa gunung yang ada di perairan Pacitan tersebut tidak tercatat dalam database Gunung Api PVMBG. Sehingga perlu ada penelitian lebih jauh.
“Kami tampung dulu itu, karena di dalam database kami tidak ada. Karena itu benar-benar baru,” ucap Oktory.
Tentang ancaman lainnya, Oktory enggan berkomentar lebih jauh karena hingga saat ini PVMBG memang belum melakukan penelitian tentang gunung baru itu. Pihaknya perlu melihat dulu secara langsung.
“Yang di Pacitan itu belum tentu gunung api juga. Bisa saja hanya morfologi gunung, ada bentukan gunung berdasarkan sonar, tapi harus dilihat dulu, belum tentu gunung api juga atau ada (aktivitas) magma,” jelasnya.
Mengenai potensi bahaya itu, Pakar Geologi ITS Dr Amin Widodo mengingatkan ancaman yang bisa muncul dari sebuah gunung bawah laut. Yakni saat gunung itu longsor hingga memicu tsunami.
“Bahayanya itu kalau longsor seperti di Cianjur, ada gempa terus (gunung bawah laut) longsor. Nah, longsor gunung itu bisa menimbulkan tsunami,” tutur Amin.
Tsunami yang ditimbulkan dari longsor gunung itu bisa membahayakan karena muncul tanpa tanda-tanda atau peringatan. (red)
Baca artikel: Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas 1.500 M