INTRA62.COM | JAKARTA
Gempa hari ini mengguncang Jayapura III dan sekitarnya pada pukul 13.50 WIB, Kamis, 9 Februari 2023. BMKG melaporkan gempa bermagnitudo 4,2.
Hal ini juga disampaikan oleh redaktur Intra62 Adi Wicaksono yang kebetulan berada di lokasi gempa yang mana sampai berita ini turunkan masih dirasakan,
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) menyebutkan pusat gempa Jayapura III hari ini berada di koordinat 2,35 Lintang Selatan 140,69 derajat Bujur Timur.
Menurut BMKG, pusat gempa berada di laut 21 km barat laut kota Jayapura. Kedalaman pusat gempa (hiposentrum) berjarak 10 km. BMKG juga mengingatkan warga Jayapura III untuk mewaspadai kemungkinan gempa susulan.
Berdasarkan data yang dirilis BMKG, hari ini getaran gempa Jayapura III dapat dirasakan di beberapa lokasi.
Kota Jayapura III
Sebagai informasi, skala MMI (Skala Mercalli) adalah satuan ukuran kekuatan gempa. Satuan ini dibuat oleh ahli vulkanologi Italia bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Skala MMI kemudian direvisi oleh seismolog Harry Wood dan Frank Neumann pada tahun 1931.
Skala MMI dibagi menjadi 12 kategori efek getaran gempa sebagai berikut:
- Skala I MMI :
Getaran dirasakan hanya dalam kasus-kasus khusus oleh sebagian orang
- Skala II MMI :
Banyak orang merasakan getaran, benda yang tergantung sedikit bergoyang.
- Skala III MMI :
Getaran itu nyata di dalam rumah. Rasakan getarannya seolah ada truk yang lewat.
- Skala IV MMI :
Getaran dirasakan oleh banyak orang di dalam, maupun di luar, tembikar pecah, jendela/pintu berderak dan dinding berderak.
- Skala V MMI :
Sebagian besar warga merasakan getaran, banyak yang terbangun, tembikar pecah, benda terlempar, tiang dan benda besar tampak berayun, lonceng pendulum dapat berhenti.
- Skala VI MMI:
Getarannya dirasakan oleh seluruh penduduk. Sebagian besar tersentak dan habis, plester di dinding terkelupas dan cerobong asap pabrik rusak, rusak ringan.
- Skala VII MMI :
Semua orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah yang dibangun dan dibangun dengan baik. Di sisi lain, bangunan yang dibangun dengan buruk akan retak dan bahkan hancur. Cerobong asap meledak. Getaran dirasakan oleh penumpang kendaraan.
- Skala VIII MMI:
Kerusakan ringan pada konstruksi padat. Retakan pada bangunan yang dibangun dengan buruk, dinding dapat terlepas dari rangka, cerobong secepatnya pabrik dan monumen dapat runtuh. Udara menjadi keruh.
- Skala IX MMI :
Pekerjaan padat rusak, bingkai bengkok, banyak retakan. Rumah itu terlihat agak tidak pada tempatnya dibandingkan dengan fondasinya. Pipa-pipa di rumah rusak.
- Skala X MII :
Bangunan-bangunan kayu pasti rusak, rangka-rangkanya terkelupas, tanahnya retak, relnya bengkok, longsor di semua sungai dan di medan yang curam.
- Skala XI MMI :
Beberapa bangunan masih berdiri. Jembatan putus, ada lembah. Pipa-pipa di tanah sama sekali tidak dapat digunakan, tanahnya terbelah, relnya sangat bengkok.
- Skala XII MMI:
Hancur total, gelombang muncul di tanah. Adegan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
Baca juga: Turki Rawan Gempa, Kawasan Wisata Tetap Buka
Sekadar informasi, sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah gempa rawan. Mengutip data BMKG, dalam kurun waktu 1976-2006 saja telah terjadi 3.486 kali gempa dengan magnitudo lebih dari 6,0 skala richter.
Apa yang menyebabkan gempa bumi? Ditinjau dari penyebabnya, gempa bumi dapat dibagi menjadi dua kategori. Pertama, gempa tektonik terjadi akibat pergerakan atau perubahan lapisan batuan secara tiba-tiba pada kerak bumi.
Fenomena ini terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik. Selain itu, gempa bumi dapat terjadi akibat aktivitas gunung berapi. Tipe kedua disebut gempa vulkanik.
Pergerakan lapisan batuan di bumi secara tiba-tiba dapat menimbulkan energi yang memancar ke segala arah dalam bentuk gelombang seismik.
Ketika gelombang mencapai permukaan bumi, getarannya dapat merusak benda-benda, seperti bangunan, yang dapat menimbulkan korban jiwa. (Adi Wicaksono)