INTRA62.COM | JAKARTA
Sebagai sebuah kerajaan, Keraton Yogyakarta mempunyai kesatuan prajurit yg dianggap menggunakan bregada.
Keberadaan prajurit pada Keraton Yogyakarta nir terlepas menurut “Perang Mangkubumen” yaitu perang antara Pangeran Mangkubumi melawan VOC (1746-1755) yg berakhir menggunakan disepakatinya Perjanjian Giyanti.
Kesatuan-kesatuan prajurit yg berperang pada Perang Mangkubumen itulah yg lalu sebagai cikal bakal prajurit Keraton Yogyakarta.
Fungsi prajurit Keraton Yogyakarta semula difungsikan menjadi penjaga keamanan & kedaulatan.
Tetapi sehabis perang berakhir, bregada difungsikan buat melengkapi program-program kebudayaan Keraton yg dipertahankan sampai hari ini.
Fungsi prajurit keraton yg sebelumnya bertugas menjadi kesatuan militer sekarang sudah berubah sebagai pengawal kebudayaan.
Nama Bregada Prajurit Keraton Yogyakarta Dilansir menurut hapage kratonjogja.id,
masih ada 10 bregada yg ditempatkan pada bawah kepengurusan Tepas Kaprajuritan.Nama-nama bregada prajurit Keraton Yogyakarta yakni Bregada Bugis, Bregada Surakarsa, Bregada Dhaeng, Bregada Wirabraja, Bregada Patangpuluh, Bregada Jagakarya, Bregada Prawiratama, Bregada Nyutra, Bregada Ketanggung, & Bregada Mantrijero.
Berikut merupakan penerangan menurut tiap bregada yg terdapat pada Keraton Yogyakarta.
1. Bregada Bugis
Bregada Bugis awalnya adalah prajurit yg asal menurut Bugis, Sulawesi. Tetapi sekarang nir terdapat lagi orang Bugis pada bregada ini.
Bregada Bugis mempunyai klebet (panji-panji/bendera) bernama Wulan-dadari, yg berbentuk empat persegi panjang menggunakan rona dasar hitam & pada tengahnya masih ada bulat menggunakan rona kuning emas.
Wulan-dadari bermakna menjadi pasukan yg diperlukan selalu memberi penjelasan pada gelap.
Seragam Prajurit Bugis secara umum dikuasai berwarna hitam menggunakan aksesoris topi tinggi berbentuk silindris.Senjata Prajurit Bugis merupakan tombak (waos), menggunakan tombak pusakanya bernama Kanjeng Kiai Trisula menggunakan bentuk ujung (dapur) yg jua dinamakan Trisula.
Dalam upacara Garebeg, Bregada Bugis bertugas menjadi pengawal gunungan yg dibawa menuju Kepatihan.
Pada waktu berjalan, Prajurit Bugis akan diiringi menggunakan Gendhing Sandung Liwung.
2. Bregada Surakarsa
Bregada Surakarsa awalnya adalah prajurit yg bertugas menjaga keselamatan Adipati Anom (Putra Mahkota).
Klebet Bregada Surakarsa merupakan Pareanom, berbentuk empat persegi panjang menggunakan rona dasar hijau yg pada tengahnya masih ada bulat menggunakan rona kuning.
Pareanom bermakna menjadi pasukan yg selalu bersemangat menggunakan jiwa muda.
Senjata Prajurit Surakarsa merupakan tombak (waos), menggunakan tombak pusakanya bernama Kanjeng Kiai Nenggala menggunakan bentuk ujung (dapur) yg dinamakan Banyak Angrem.
Dalam upacara Garebeg, Bregada Surakarsa bertugas mengawal gunungan yg dibawa ke Masjid Gedhe.
Pada waktu berjalan, Prajurit Surakarsa akan diiringi menggunakan Gendhing Plangkenan.
3. Bregada Wirabraja
Bregada Wirabraja secara filosofis adalah prajurit yg sangat berani & tajam panca inderanya.
Klebet Bregada Wirabraja merupakan Gula-klapa yg berbentuk empat persegi panjang menggunakan rona dasar putih yg dalam setiap sudut dihias menggunakan chentung berwarna merah misalnya ujung cabe merah (Kuku Bima) & pada tengahnya masih ada segi empat berwarna merah & segi delapan berwarna putih dalam bagian dalamnya.Gula-klapa bermakna menjadi pasukan yg berani membela kesucian & kebenaran.
Senjata Prajurit Wirabraja merupakan tombak (waos) & senapan. Adapun tombak pusaka Bregada Wirabraja bernama Kanjeng Kiai Slamet & Kanjeng Kiai Santri menggunakan bentuk ujung (dapur) yg dinamakan Manggaran/ Catursara/ Crengkeng.
Prajurit Wirabraja akan diiringi menggunakan Gendhing Dhayungan waktu berjalan cepat (mars), & Gendhing Reta Dhedhali waktu berjalan lambat (lampah macak).
4. Bregada Dhaeng
Bregada Dhaeng awalnya prajurit yg asal menurut Makassar.
Tetapi sekarang nir terdapat lagi orang Makassar pada bregada ini.
Klebet Bregada Dhaeng merupakan Bahningsari yg berbentuk empat persegi panjang menggunakan rona dasar putih yg pada tengahnya masih ada bintang segi delapan berwarna merah.
Bahningsari bermakna menjadi pasukan yg nir pernah menyerah lantaran keberaniannya, sama misalnya semangat inti barah yg nir pernah kunjung padam.
Senjata Prajurit Dhaeng merupakan tombak (waos) & senapan.
Adapun tombak pusakanya bernama Kanjeng Kiai Jatimulya menggunakan bentuk ujung (dapur) yg dinamakan Dhoyok.Bregada Dhaeng diiringi menggunakan Gendhing Ondhal-Andhil waktu berjalan cepat (mars) & Gendhing Kenaba saata berjalan lambat (lampah macak).
5. Bregada Patangpuluh
Bregada Patangpuluh mempunyai nama yg nir terkait jumlah prajurit dan belum diketahui berdari usulnya sampai waktu ini.
Klebet Bregada Patangpuluh adalah Cakragora, berbentuk persegi panjang dengan latar belakang hitam dengan bintang heksagonal berwarna merah di tengahnya.
Cakragora artinya tim dengan kekuatan yang luar biasa, jadi apapun yang terjadi bisa mengalahkan musuh.
Senjata prajurit Patangpuluh adalah tombak (waos) dan senapan. Untuk penggantinya tombak bernama Kanjeng Kiai Trisula dengan ujung runcing (dapur) disebut Daramanggala/Trisula Carangsoka.
Bregada Patangpuluh mengiringi Gendging Bulu-Bulu jalan cepat (Mars) dan Gendding Mars Gendera jalan lambat.
Baca juga: Jelang Imlek 2023, Kapolres Tangerang Siapkan Pengamanan Sejumlah Vihara
6. Bregada Jagakarya
Brigada Jagakarya secara filosofis adalah seorang prajurit yang bertugas untuk selalu menjaga dan menjamin berjalannya pemerintahan di kerajaan.
Klebet Bregada Jagakarya berbentuk persegi panjang Papasan berlatar belakang merah dengan lingkaran hijau di tengahnya.
Papasan berarti pasukan gagah berani yang dapat menghancurkan musuh dengan gigih.
Senjata prajurit Jagakarya adalah tombak (waos) dan senjata api. Tombak pusaka tersebut diberi nama Kanjeng Kiai Trisula dengan bentuk paku (kompor) disebut juga Trisula.
Brigada Jagakarya hadir dengan Gending Perisai Madura saat melaju kencang (mars) dan Gendging Slahgendir saat melaju lambat (lampah macak).
7. Bregada Prawiratama
Secara filosofis, Brigada Prawiratama adalah prajurit yang pemberani dan cerdas dalam segala tindakannya, selalu bijaksana dalam situasi perang sekalipun.
Klebet Bregada Prawiratama adalah Ketaton Geniroga/Banteng berbentuk persegi panjang dengan warna dasar hitam dan lingkaran merah di tengahnya. Geniroga mengacu pada pasukan yang dikatakan dapat dengan mudah mengalahkan musuh.
Senjata Prawiratama adalah tombak (waos) dan senjata, dengan tombak warisannya bernama Kanjeng Kiai Trisula dengan salah satu ujung (dapur) disebut Trisula.
Brigada Prawiratama dengan Gending Pandebrug dalam gerak cepat (kampanye), dan Gending Balang dalam gerak lambat (lampah macak)
8. Bregada Nyutra
Brigada Nyutra adalah pengawal pribadi Raja, seorang prajurit filosofis seperti sutra, selalu menemani dan melindungi keselamatan Raja, tetapi dengan kecerdasan dan keterampilan yang luar biasa.
Nyutra Merah adalah pasukan yang selalu melindungi kaum bangsawan, sedangkan Nyutra Hitam adalah pasukan yang selalu membasmi kejahatan. Klebet Prajurit Merah Nyutra adalah Podhang Ngingsep Sari, berbentuk persegi panjang dengan latar belakang kuning, lingkaran merah di tengahnya.
Klebet Prajurit Nyutra Hitam adalah Padma-Sri-Kresna, berbentuk persegi panjang dengan latar belakang kuning, lingkaran hitam di tengahnya.
Senjata prajurit Nyutra adalah tombak (waos), towok, tameng, panah dan pistol. Tombak peninggalannya disebut Kanjeng Kiai Trisula dengan bentuk ujung runcing (dapur) yang disebut Trisula.
Pasukan prajurit Nyutra dikawal oleh Gendging Surengprang pada gerak cepat (march) dan Gending Mbat-Mbat Penjalin/Tamtama Balik pada gerak lambat (lampah macak).
9. Bregada Ketanggung
Tanggung Jawab Brigade secara filosofis adalah militer dengan tanggung jawab yang sangat berat.
Klebet Bregada Kenggung berbentuk segi empat Cakra-Swandana dengan latar belakang hitam, dengan bintang heksagonal putih di tengahnya.
Cakra-Swandana berarti pasukan yang membawa senjata ampuh yang akan mendatangkan malapetaka pada musuh.
Senjata prajurit Kenggung adalah tombak (waos) dan senjata dengan tombak pusakanya bernama Kanjeng Kiai Nenggala dengan kepala (kompor) disebut Nenggala. Prajurit Brigade Kenggung dikawal oleh Gending Lintrikmas/Ricikanmas/Pragolamilir pada gerak cepat (march), dan Gending Harjunamangsah dan Bimakurda pada gerak lambat (lampah macak).
10. Bregada Mantrijero
Secara filosofis, Brigada Mantrijero adalah prajurit yang berhak ikut serta dalam pengambilan keputusan di lingkungan keraton.
Klebet prajurit Mantrijero adalah Purnamasidhi, berbentuk persegi panjang dengan latar belakang hitam, dengan lingkaran putih di tengahnya.
Purnamasidhi artinya bala tentara yang harus selalu memberikan cahaya dalam kegelapan. Senjata prajurit Mantrijero adalah tombak (waos) dan senjata, dengan tombak pusakanya bernama Kanjeng Kiai Cakra dengan ujung (kompor) disebut Cakra.
Prajurit Brigade Mantrijero mengiringi Gending Plangkenan/Mars Setok dalam gerak cepat (mars), dan Gendring Slagunder/Respelen dalam gerak lambat (lampah macak).

Pangkat Prajurit Brigada Keraton Yogyakarta
Secara struktural, semua bregada adalah bagian dari Keraton Yogyakarta, tetapi para prajurit tidak terikat oleh pangkat dan jabatan tertentu di dalam keraton.
Brigade Prajurit Keraton Yogyakarta dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
- Prajurit milik Patihan, khususnya Brigade Bugis.
- Para prajurit Kerajaan Anom (Putra Mahkota), yaitu Bregada Surakarsa. Prajurit yang tergabung dalam keraton yaitu Brigade Dhaeng, Brigade Wirabraja, Brigade Patangpuh, Brigade Jagakarya, Brigade Prawiratama, Brigade Nyutra, Brigade Kenggung dan Brigade Mantrijero.
- Pemimpin tertinggi seluruh pasukan istana adalah Manggalayudha atau Kommandhan/Kumendham yang bernama lengkap Prajurit Kommandhan Wadana Hageng. Manggalaudha bertanggung jawab untuk mengawasi dan bertanggung jawab penuh atas seluruh rombongan. Manggalayudha didukung oleh seorang Pandhega (Kapten Parentah), bergelar lengkap Bupati Angkatan Darat Enem Wadana, yang membawahi persiapan tentara.
Pandhega didampingi oleh seorang perwira bernama Panji (Lurah) yang bertugas mengatur dan memimpin seluruh pasukan brigada, dimana setiap Panji akan dikawal oleh seorang Wakil Panji.
Setiap pasukan atau brigade dipimpin oleh seorang perwira berpangkat kapten, kecuali brigade Bugis dan brigade Surakassa yang dipimpin oleh Wedana.
Selama ini, regu masing-masing brigade dikomandoi oleh seorang bintara berpangkat sersan. Semua perwira dari semua Brigade berada di bawah Pandhega kecuali Brigada Wirabraja dan Brigada Mantrijero yang langsung di bawah Kommandhan.
(team Intra62)
Baca Artikel lainya:
- DAOP 2 Sediakan 2 Kereta Tambahan, Antisipasi Lonjakan Penumpang Saat Imlek
- Presiden Jokowi Buka Rakornas Kada dan Forkopimda Tahun 2023