Jakarta, intra62.com . Relawan Ganjar Berubah Wujud Jadi Gerakan Sosial budaya , GJIB Apa itu ? . Eko Kuntadhi Cs dan relawan Gerakan Jaringan Indonesia Bersatu. yang awalnya didirikan oleh duo pegiat media sosial Eko Kuntadhi dan Mazdjo Pray. Sebelumnya adalah Ganjarist, sebuah organisasi relawan yang mendukung Ganjar Pranowo. Pada 1 Juni 2024, organisasi ini resmi berganti nama menjadi Gerakan Jaringan Indonesia Bersatu.
Eko Kuntadhi, salah satu inisiator Ganjarist sejak awal dan Pembina Ganjarian Spartan yang sudah pamit terlebih dahulu, mengatakan, “Saat ini lebih fokus pada pengembangan persatuan antar anggota dan masyarakat, dalam jalur sosial dan budaya.”
Ini memungkinkan orang-orang di seluruh Indonesia untuk bersatu. Keputusan yang dibuat oleh inisiator, pendiri, dan presidium ini telah disampaikan kepada Ganjar Pranowo dan seluruh anggotanya di Indonesia.
Ketua Umum Presidium Ganjarist Maya Nindya menyatakan dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (2/6) . Bahwa identitas baru ini menunjukkan tekad kami untuk terus berjuang untuk perbaikan sosial dan budaya Indonesia.
Baca juga : Ganjar Oposisi, Ogah Masuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
Seperti yang diketahui, Ganjarist telah hadir di setiap peristiwa penting di dunia politik relawan Indonesia sejak berdirinya pada tahun 2021. Dedikasi mereka tidak diragukan lagi, terutama selama pemilu beberapa waktu yang lalu.
Dengan memperkenalkan Misi dan Visi mereka yang baru, serta nama baru untuk Presidium Ganjarist. Ganjarist kini memasuki babak baru dalam dunia kerelawanan, sosial, dan budaya di Indonesia.
Seperti yang diharapkan oleh semua anggota Ganjarist sejak awal berdirinya, identitas baru dengan tulisan “Gerak Jaringan Indonesia Bersatu” . Dan menggunakan warna dasar logo Ganjarist terus bersinar. Tujuannya adalah untuk mewujudkan politik Indonesia yang penuh partisipasi, kegembiraan, dan kegembiraan.
Eko Kuntadhi menyatakan bahwa “gelaran Pilpres telah selesai, maka dengan bermetamorfosisnya Ganjarist menjadi Gerakan Jaringan Indonesia Bersatu (GJIB) ini, maka berubah pula kegiatan inti yang tadinya berkutat terkait kampanye dan pemilihan presiden.” (red )