jakarta ,intra62.com .Peluang Eksport Durian Terbuka Lebar ,Ini Kata Dirjen ?. Volume ekspor durian Indonesia, yang merupakan produsen durian terbesar di dunia, masih sangat rendah, menempati peringkat kelima di antara eksportir durian di Asia Tenggara.
Sebab, meskipun ada peluang besar untuk ekspor, sembilan puluh persen produksi durian dilakukan di dalam negeri.
Alfred Russel Wallace, seorang ahli botani asal Inggris, menjuluki durian (Durio zibethinus) sebagai raja buah atau raja buah. Dalam bahasa Latin, zibethinus berarti musang. Julukan itu berasal dari rasa daging buah durian yang legit, manis, dan sedikit pahit.
Rasa unik menarik banyak orang. Oleh karena itu, kemungkinan konsumsi daging durian per orang meningkat.
Konsumsi daging buah durian diproyeksikan mencapai 1,031 kg per orang pada tahun 2023, meningkat hingga 2,372 kg per orang pada tahun 2020. Ini adalah peningkatan dari hanya 1 kg per orang selama empat tahun sebelumnya, menurut Badan Pusat Statistik.
Artinya, konsumsi durian meningkat sekitar 20% per tahun. Ini adalah peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan sepuluh tahun sebelumnya.
Baca juga : Patrick YIP: Perkuat Bisnis Startup 2024
Sebagai contoh, orang menghabiskan 0,21 kg durian pada tahun 2005. Konsumsi meningkat menjadi 0,78 kg pada tahun 2006 dan 1,92 kg pada tahun 2007. Peningkatan ini menunjukkan bahwa banyak orang menyukai daging durian.
Produk ekspor
Survei sederhana ini disampaikan oleh Dr. Mohamad Reza Tirtawinata dari Yayasan Durian Nusantara. Hasilnya, 52% dari populasi menyukai durian terutama jika gratis, 28% adalah penggemar sejati meskipun harganya mahal, 8% adalah maniak, dan 12% membenci aromanya.
Meningkatnya konsumsi durian membuka kesempatan bagi pekebun untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Selain itu, Reza menyatakan bahwa Indonesia memproduksi 1.370.000 ton durian pada 2022, menjadikannya produsen durian terbesar di Asia Tenggara.
Doktor pertanian yang telah lulus dari Institut Pertanian Bogor itu menyatakan, “Masalahnya, 85 persen durian kita tumbuh alami.”( red )