Jakarta , Intra62.com . Pelemahan Rupiah Anjlok Terjun Bebas , Begini Alasan Sri Mulyani . Pemerintah baru-baru ini sering berbicara tentang cerita ekonomi Indonesia. Namun, sebenarnya ada banyak masalah nasional yang berdampak langsung pada masyarakat.
Salah satunya adalah uang. Proses pelemahan terus berlanjut, mendorong dolar AS menembus level Rp16.400.
Faktor eksternal benar-benar merupakan penyebab. Dua di antaranya adalah ketidakpastian mengenai kebijakan suku bunga acuan AS dan ketegangan geopolitik di beberapa wilayah.
Pelemahan rupiah, yang merupakan kesan fiskal yang negatif, juga didorong dari dalam negeri. Investor takut bagaimana pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto akan mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurut spekulasi, defisit APBN melebihi batas UU Keuangan Negara, yaitu 3% dari PDB, dan rasio utang mencapai 50% dari PDB.
Presiden Jokowi kemudian menjadi gelisah karena hal ini. Pekan lalu, Jokowi menghubungi para pemimpin Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).
Baca juga : Mengungkap Rahasia 9 Naga& Penguasa Ekonomi Indonesia
Lihat penjelasan Sri Mulyani dan Perry Warjiyo berikut untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi dengan rupiah!
Selama pertemuan selama 1,5 jam kemarin sore, Sri Mulyani memberi Jokowi penjelasan mendalam tentang kondisi pasar keuangan saat ini . Termasuk faktor sentimen yang memengaruhi pelaku pasar keuangan mengenai proses penyusunan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun anggaran 2025, yang diprediksi akan meningkat dari sisi rasio utangnya.
Menurut Sri Mulyani, dia juga ingin menyampaikan kepada bapak presiden tentang perkembangan terbaru dalam dinamika pasar, serta tentang kemajuan diskusi APBN kami dengan DPR saat ini, karena kami sedang menyusun RAPBN 2022.
Sri Mulyani menyatakan bahwa tekanan yang terjadi pada rupiah dalam beberapa hari terakhir sebenarnya disebabkan oleh faktor global, seperti perekonomian Amerika Serikat yang kuat, yang membuat bank sentralnya percaya bahwa banyak pelaku pasar masih akan sulit menurunkan suku bunga acuan Fed Fund Rate. Selain itu, ada pergeseran arah suku bunga di negara-negara maju karena bank sentral Eropa malah menurunkan suku bunga acuannya.
Ia menegaskan bahwa tidak ada faktor dalam negeri, terutama yang berkaitan dengan ekonomi Indonesia, yang bertanggung jawab atas pergerakan kurs rupiah. Sri Mulyani menunjukkan bahwa angka indeks penjualan riil yang menggambarkan konsumsi masyarakat akan tetap kuat.
Tidak ada faktor dalam negeri
Seperti yang dilakukan indeks pengeluaran Mandiri, indeks keyakinan konsumen, indeks konsumsi semen, indeks pembeli manajer . Dan indeks penjualan riil yang terus berkembang.
Oleh karena itu, ia dapat dengan yakin menyatakan bahwa, meskipun tekanan yang kuat terhadap pasar keuangan global saat ini . Yang menyebabkan rupiah melemah terhadap dolar AS .
Dan aliran modal asing yang terus-menerus keluar, perekonomian Indonesia masih akan tumbuh dengan kuat pada kuartal II-2024 seperti pada kuartal I-2024, yang tumbuh 5,11%.
Ini memberikan dasar yang cukup baik untuk memperkirakan pertumbuhan ekonomi kita di kuartal kedua ini, yang akan tetap stabil seperti di kuartal pertama. Kredit perbankan juga meningkat dalam hal investasi, modal kerja, dan kredit konsumsi, kata Sri Mulyani.
( redx)