Jakarta, Intra62.com – Menjelajah Pemandangan Danau Toba Dengan Menaiki Kapal Pesiar Marulam Tarahul Inspirasiku (MTI). Sebagai salah satu destinasi wisata Indonesia dari Sumatera Utara (Sumut), para investor berebutan mencari dan membeli tanah di sekitar Pulau Samosir.
Danau Toba dengan daya tarik alamnya yang sangat indah di sekitar Pulau Samosir merupakan potensi bisnis di masa depan. Tentunya sangat menarik peminat para pemodal. Namun, hal berbeda diperlihatkan oleh salah satu putera Desa Urat di Pulau Samosir, yakni Dewantara Putra Situmorang yang justru tidak mengikuti dalam penjualan tanah-tanah adat Samosir kepada investor.
Beserta kedua orangtua dan kedua adik perempuannya Dewantara malah menciptakan peluang usaha yang berdampak luas bagi masyarakat di sekitar pantai Danau Toba.
Baca Juga: Wisata Bukit Indah Simarjarunjung di Sumut
Kemudian mereka membuka pembangunan sebuah kapal pesiar khusus untuk menjelajahi perairan Danau Toba. Sekaligus bisa menikmati keindahan pemandangan di sekeliling Pulau Samosir. Impian mereka itu terwujud dalam bentuk sebuah kapal yang diberi nama Kapal Pesiar Marulam Tarahul Inspirasiku (MTI).
Dengan gotong royong sejumlah warga sekitar pembuatan kapal, lalu bodi kapal berukuran 7 x 27 meter tersebut dipindahkan dari galangan ke permukaan air Danau Toba di awal Oktober 2022 lalu.
Penciptaan kapal terinspirasi dari semangat hidup Opung Doli (kakek) pendiri yang bernama Marulam, sedangkan Opung Boru (nenek) bernama Tarahul. Nama kedua sosok itu, Marulam – Tarahul memotivasi sang Pahompu (cucu) yang bernama Dewantara Putra Situmorang ini.
Lalu kapal pesiar tersebut dinamai Marulam Tarahul Inspirasiku (MTI) pada saat peresmian, namanya diberkati oleh seorang pastor atau romo pada awal Oktober 2022.
Selain menciptakan peluang usaha, pahompu ingin membuktikan rasa cintanya kepada bona pasogit, yakni kampung halaman di desa Pulau Samosir. Para pendiri ingin melahirkan daya tarik Danau Toba dan alam Pulau Samosir agar semakin menarik bagi warga dan para wisatawan dari mancanegara maupun lokal.
Selain Menjelajah Pemandangan Danau Toba, Dewantara juga membuka bisnis berikut:
- Membuat destinasi-destinasi baru di sekitar Danau Toba yang nyaman, menarik, mudah dicapai, dan ramah lingkungan.
- Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dan membantu pertumbuhan UMKM.
- Mewujudkan pemasaran pariwisata yang unggul dan dapat mengikat wisatawan lokal dan wisatawan dari mancanegara.
Dewantara yang merupakan pilot dari salah satu maskapai penerbangan nasional tersebut mengungkapkan belum pernah menggeluti bisnis transpotasi laut sebelumnya.
Tetapi, dengan pilihannya kepada beberapa orang yang menjadi arsitek kapal MTI, sehingga membuatnya senang dan bahagia. Para tukang yang berpengalaman dalam membentuk kapal di sekitar Danau Toba itu mampu mewujudkan mimpi Dewantara.
Keahlian yang dimiliki para tukang tak kalah dengan teknisi di industri galangan kapal komersial. Mereka menggunakan bahan material seperti logam, kayu, cat, dan bahan-bahan pendukung lainnya walau harus membeli jauh di Medan. Pembuatan kapal ini juga melibatkan tujuh orang insinyur.
Kapal Pesiar MTI mempunyai satu meeting room, 4 kamar tidur, bar, ruang makan, ruang karaoke, dan live music. Para penumpang pun dapat leluasa menikmati fasilitas air hangat dan sarana penunjang internet melalui Wi-Fi.
Pengelola menawarkan biaya termasuk kamar senilai Rp6 juta untuk 10 orang, Rp8 juta/20 orang, Rp12 juta/30 orang, Rp18 juta/40 orang, dan Rp26 juta/50 orang. Harga berlaku untuk 24 jam.
Penyewa kapal diberi kebebasan untuk menentukan rute yang diinginkan sesuai dengan kemauannya. Kehadiran kapal ini akan berdampak penting bagi warga di lokasi-lokasi pemberhentian di tepi pantai Danau Toba.
Pengurus Kapal Pesiar MTI pun bekerja sama dengan warga lokal, yakni dengan para pemilik rumah makan, pemilik kios suvenir dan cendera mata serta pelaksana hiburan. Penyewa dapat menggunakan beberapa fasilitas safety guna mendukung keselamatan para penumpang selama berlayar mengelilingi Danau Toba. (red)