• Wed. Feb 19th, 2025

Mengenal Kebiasaan  Budaya  Orang Jawa

Byratna

Jul 3, 2024
Mengenal Kebiasaan  Budaya  Orang Jawa

Jakarta, Intra62.com . Mengenal Kebiasaan  Budaya  Orang Jawa .  Banyak orang Jawa tinggal di pulau Jawa, terutama di wilayah yang dulunya merupakan kerajaan Mataram. Menurut Ana Faridatul Munawaroh dalam jurnal berjudul Makna Filosofoi Bedudukan di Desa Asempapan Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati (2020).

Masyarakat Jawa adalah kelompok masyarakat yang terikat oleh kebiasaan, sejarah, dan agama. Ini dapat dilihat dari hubungan keluarga Jawa. Ketuhanan juga merupakan ciri khas orang Jawa.

Sejak zaman prasejarah, suku Jawa telah menganut animisme, yang berarti bahwa ada roh atau jiwa pada benda-benda, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan bahkan manusia. Mayoritas suku Jawa menyebahnya dengan mengadakan upacara dan sesaji, menurut artikel Kompas.id.

Masyarakat Jawa telah mempercayai adanya Tuhan yang melindungi dan mengayomi mereka jauh sebelum agama-agama besar tiba di Indonesia. Dengan masuknya agama-agama besar tersebut, keberagaman ini menjadi lebih baik. Banyak ragam budaya Jawa. Kebudayaan Jawa mencerminkan nilai-nilai dan karakter orang Jawa.

Baca juga : DPP AWDI  Ballham Wadja SH Ajak Kolaborasi Budaya di  Yogyakarta Internasional Dance ke 1 .

Ciri khas kebudayaan Jawa: Kepercayaan Suku Jawa: Sebagian besar orang Jawa menganut agama Islam, seperti yang ditunjukkan oleh banyaknya tempat ibadah Islam di Jawa.

Muslim Jawa hanya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu santri dan abangan. Kaum abangan menganut Islam meskipun ada kejawen yang kuat dalam praktiknya, sedangkan kaum santri mengamalkan ajara agama sesuai dengan syariat Islam murni.

Tradisi:

Berikut adalah beberapa tradisi Jawa:

Slametan Hampir setiap peristiwa yang memiliki arti upacara bagi orang Jawa, seperti kehamilan, perkawinan, kematian, maulid, lebaran, panen, dll. Slametan melakukannya dengan tujuan untuk selamat, tidak terganggu oleh kesulitan apa pun.

Upacara Sekaten dilakukan selama tujuh hari dan merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang telah menyebarkan agama Islam. Di Yogyakarta dan Solo, upacara ini masih dilakukan. Gamelan Kyai Guntur Madu masih dimainkan oleh pihak keraton Surakarta bahkan sebelum upacara Sekaten dimulai. ( red/Juni)

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://sdlabumblitar.sch.id/wp-content/bonus-new-member/

https://sdlabumblitar.sch.id/wp-content/spaceman/

https://paudlabumblitar.sch.id/wp-content/spaceman/