Jakarta, Intra62.com – BPBD Pusdalops, melaporkan kabupaten Aceh Tenggara, banjir yang menggenangi 15 kecamatan di provinsi Aceh tenggara sejak Senin (13/11/2023) berangsur mereda.
Banjir bermula setelah hujan lebat melanda wilayah tenggara Provinsi Aceh sehingga menyebabkan beberapa sungai meluap hingga ke pemukiman warga.
Baca Juga: Aceh di Ujung Sumatera Mempunyai Kekayaan Alam Yang Menarik Untuk Dijelajah
15 kecamatan yang terkena dampak antara lain Bambel, Semadam, Babussalam, Lawe Bulan, Ketambe, Lawe Sumur, Bukit Tusam, Tanoh Alas, Babul Rahmah, Lawe Alas, termasuk Kecamatan Darul Hasanah serta Deleng Pokhisen. Lawe Sigala-gala, Kecamatan Babul Makmur, dan Kecamatan Badar.
Hingga Senin (20/11/2023), BPBD Provinsi Aceh Selatan mencatat 1.804 KK/6.571 jiwa terdampak banjir, dan 2 warga mengalami luka-luka. Sebanyak lima rumah warga mengalami kerusakan berat, satu rumah rusak sedang, dan satu rumah rusak ringan.

Sejumlah fasilitas umum juga dilaporkan terkena dampak banjir. Tiga jalan raya nasional lumpuh akibat aliran puing-puing banjir, dan bendungan runtuh di beberapa desa yang terkena dampak. Menenggelamkan 468 hektar lahan pertanian, dua sekolah dan dua masjid rusak.
Untuk mempercepat penanganan banjir, pemerintah provinsi Aceh Tenggara telah mengumumkan situasi darurat bencana banjir.
Untuk mernomalisasi, Pemerintah Daerah Aceh Tenggara (BPBD) dan instansi terkait telah melakukan kajian cepat. Mengerahkan serangkaian alat berat untuk bahan pembersih, membangun dapur umum, dan membangun jembatan darurat. Untuk memudahkan aktivitas warga, serta ikut serta dalam pengelolaan dengan membangun jembatan darurat, akibat tanggul yang jebol dan menjamin keamanan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Selasa, (21/11/2023) memperingatkan hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang kemungkinan terjadi. Peringatan dini dikeluarkan di wilayah tenggara provinsi Aceh (21/11) dan besok Rabu (22/11).
Menyikapi kemungkinan tersebut, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah rawan banjir, untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kesadaran dalam menghadapi bencana.
Hal ini mencakup pengecekan kondisi bantaran sungai secara rutin, pemantauan limpasan sungai saat hujan, hingga pembentukan tim tanggap bencana tingkat desa untuk mempercepat respons awal. (red/intra62)