Jakarta,Intra62.com . Batalyon Infanteri Penyangga Daerah Rawan (PDR) Diresmikan Panglima TNI . Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., pembentukan Batalyon Infanteri Penyangga Daerah Rawan (PDR) bertujuan untuk memerangi ancaman keamanan .
Dan mempercepat pembangunan di wilayah tersebut. Diharapkan bahwa satuan ini akan membantu kehidupan sehari-hari masyarakat setempat dan berkontribusi pada bidang pertanian dan peternakan.
Setelah menghadiri Upacara Peresmian lima Batalyon Infanteri Penyangga Daerah Rawan, yang dipimpin oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2024), Kasad menyampaikan hal ini.
PDR tidak hanya dibuat untuk menangani kerawanan, tetapi juga membantu masyarakat melalui kompi produksi yang berfokus pada pertanian dan peternakan. Kasad menyatakan bahwa ini adalah gagasan yang luar biasa dari Menhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah yang dianggap rawan.
Selain itu, kata Kader, Batalyon PDR akan dilengkapi dengan alat pertanian untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mendukung pembangunan dan keamanan di wilayah tertinggal. Lima batalyon yang baru dibentuk berlokasi di Papua dan Papua Barat. Mereka adalah Yonif 801/Nduka Adyatama Yuddha di Keerom, Yonif 802/Wimani Mambe Jaya di Sarmi, Yonif 803/Ksatria Yuddha Kentsuwri di Boven Digoel, Yonif 804/Dharma Bhakti Asasta Yudha di Merauke, dan Yonif 805/Ksatria Satya Waninggap di Sorong, Papua Barat Daya.
Hal ini disampaikan Kasad usai menghadiri Upacara Peresmian lima Batalyon Infanteri Penyangga Daerah Rawan yang dipimpin oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2024).
“PDR tidak hanya dibentuk untuk menangani kerawanan, tetapi juga untuk membantu masyarakat melalui kompi produksi yang difokuskan pada pertanian dan peternakan. Ini adalah ide brilian dari Menhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah rawan,” ujar Kasad.
Baca juga : TNI AL perkuat armada dengan tambah dua Kapal perang
Kasad juga menjelaskan bahwa Batalyon PDR akan dilengkapi dengan alat pertanian guna meningkatkan ketahanan pangan . Serta mendukung keamanan dan pembangunan di daerah tertinggal.
Peran Yonif PDR ?
Lima batalyon yang baru dibentuk, masing-masing ditempatkan di wilayah Papua dan Papua Barat, termasuk Yonif 801/Nduka Adyatama Yuddha di Keerom.
Yonif 802/Wimani Mambe Jaya di Sarmi, Yonif 803/Ksatria Yuddha Kentsuwri di Boven Digoel, Yonif 804/Dharma Bhakti Asasta Yudha di Merauke . Dan Yonif 805/Ksatria Satya Waninggap di Sorong, Papua Barat Daya.
Selain di Papua, Kasad menyebut bahwa Batalyon serupa akan dibentuk di wilayah lain yang membutuhkan dukungan keamanan dan pembangunan.
Yonif PDR memiliki peran yang lebih spesifik dalam menangani kerawanan dan membantu percepatan pembangunan.
Dengan pendekatan kolaboratif, PDR akan fokus pada ketahanan pangan, pembangunan masyarakat, serta menjaga keamanan di wilayah rawan.
Setelah upacara peresmian, dilaksanakan penyerahan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) dari Kemenhan RI kepada Mabes TNI. Penyerahan dilakukan oleh Wakil Menhan RI Letjen TNI (Purn) Herindra dan diterima secara simbolis oleh Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto.
Alpalhankam yang diserahkan termasuk Panser Pandur, Tank Harimau, Panser Anoa, Rantis Maung, truk angkut pasukan, serta sepeda motor listrik. Total 769 unit alat pertahanan diserahkan untuk mendukung operasional TNI di berbagai wilayah.
Dengan kehadiran Batalyon Penyangga Daerah Rawan ini, diharapkan masyarakat dapat merasakan keamanan yang lebih baik . Sekaligus memperoleh manfaat dari percepatan pembangunan yang dilakukan oleh TNI. (Dispenad)