Jakarta, Intra62.com. Bahaya bagi UMKM di Indonesia: Awas Aplikasi Temu dari China! . Kemungkinan masuknya aplikasi belanja online Temu, perusahaan asal Tiongkok, kembali mengejutkan industri e-commerce Indonesia.
Pemerintah dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Tanah Air merasa khawatir tentang aplikasi yang disebut sebagai “pembunuh” UMKM ini. Kemungkinan masuknya aplikasi belanja online Temu, perusahaan asal Tiongkok, kembali mengejutkan industri e-commerce Indonesia.
Pemerintah dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Tanah Air merasa khawatir tentang aplikasi yang disebut sebagai “pembunuh” UMKM ini.
Temu Apa itu ?
Ini anak perusahaan dari raksasa e-commerce Tiongkok PDD Holdings (induk perusahaan Pinduoduo), telah menarik perhatian dunia . Dengan strategi pemasaran yang agresif dan harga yang sangat kompetitif.
Temu, yang diluncurkan pada September 2022, mencapai 50 juta pengguna aktif bulanan di Amerika Serikat dalam waktu satu tahun. Ini lebih cepat daripada TikTok Shop, yang mencapai jumlah yang sama dalam waktu lebih lama.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mempertanyakan kemungkinan masuknya Temu ke Indonesia.
Budi menegaskan bahwa aplikasi tersebut berbahaya dan karenanya perlu dipantau. Dia percaya bahwa kehadiran Temu dapat membahayakan banyak pihak, terutama bisnis UMKM di Indonesia.
Apa yang membuat Temu khawatir? Menurut Wientor Rah Mada, Direktur Utama Smesco Indonesia, Temu menggunakan model bisnis yang jauh berbeda dari e-commerce biasa.
Mematikan Rantai Pasokan Perdagangan: “Temu ini adalah aplikasi jahat dari China, yang jika diizinkan masuk (ke tanah air), UMKM kita akan mati.” Ini barang langsung datang dari pabrik di China, kemudian tidak ada seller, tidak ada reseller, tidak ada dropship, dan tidak ada affiliator. Oleh karena itu, tidak ada komisi berjenjang seperti yang ditemukan di bisnis e-commerce lainnya, kata Wientor.
Baca juga : Kota Cirebon Bisa Bangkitkan UMKM Jawa Barat , Cek faktanya ?
Strategi penetrasi pasar Temu yang paling jelas adalah pemberian subsidi harga yang sangat besar—beberapa negara bahkan mencapai 100%.
Konsumen Bayar Ongkos Kirim
Artinya, konsumen hanya perlu membayar ongkos kirim untuk mendapatkan produk. Metode ini telah terbukti berhasil di pasar Amerika Serikat dan Eropa, di mana Temu telah menarik jutaan konsumen dalam waktu singkat.
Wientor berpendapat bahwa produk-produk yang dijual di Temu kemungkinan besar tidak laku di pasar Tiongkok.
Dia menjelaskan bahwa barang-barang yang dijual di Temu kemungkinan besar adalah barang-barang gudang atau tidak laku di China yang kemudian dikirim ke negara lain karena kondisi ekonomi China saat ini sedang surplus barang.
Temu Bisa Memicu PHK Besar
Banyak alasan untuk khawatir tentang dampak Temu terhadap UMKM Indonesia. Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM, menekankan kerugian yang dapat ditimbulkan oleh platform seperti Temu.
Teten berkata, “Yang kita pikirkan itu mungkin berdampak pada UMKM karena jika misalnya dari produsen, pabrikan langsung masuk ke konsumen akan sangat murah . Sehingga produk konsumen yang diproduksi di dalam negeri oleh UMKM dan industri manufaktur kita pasti tidak akan kalah bersaing.”Temu Bisa Memicu PHK Besar
Banyak alasan untuk khawatir tentang dampak Temu terhadap UMKM Indonesia. Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM, menekankan kerugian yang dapat ditimbulkan oleh platform seperti Temu.
Teten juga memperingatkan bahwa masuknya Temu dapat menyebabkan PHK di industri manufaktur dan UMKM. “Artinya akan ada PHK begitu ya, itu kan dampaknya sangat besar,” katanya. ( redx )