Jakarta, Intra62.com — Umbul Pluneng yang berada di Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Klaten.
Terdapat dua tempat pemandian masing-masing yang bernama Umbul Tirto Mulyono dan Umbul Tirto Mulyani.
Harga tiket masuk objek wisata Umbul Pluneng di Desa Pluneng, Kebonarum, Klaten, diberitahukan turun mulai Senin (6/2/2023).
Baca Juga: Air Terjun Misterius Girpasang Klaten Dijuluki Grenjeng, Begini Asal Usulnya
Harga tiket terbaru masuk ke objek wisata itu jadi Rp8.000 untuk pengunjung dewasa dan Rp6.000 untuk pengunjung anak-anak.
Sebelumnya, harga tiket masuk Umbul Pluneng ditetapkan Rp10.000 baik untuk dewasa maupun anak-anak.
Tidak dijelaskan apa alasan kebijakan penurunan harga tiket tersebut.
Dari dua sumber mata air itu, Umbul Tirto Mulyono paling banyak dikunjungi para wisatawan.
Selain umbul, tempat wisata ini juga dilengkapi dengan waterpark yang diresmikan oleh Bupati Klaten Sri Mulyani pada 25 Februari 2020 lalu.
Sejak awal pembukaannya, waterpark tersebut langsung menarik pengunjung.
Tempat ini terletak di sebelah selatan Tirto Mulyono yang memiliki luas 1.400 meter persegi.
Waterpark di Umbul Pluneng dibangun dengan dana Rp2 miliar bantuan dari Pemkab Klaten dan dikerjakan selama kurang lebih delapan bulan.
Waterpark dilengkapi kolam arus, kolam anak, dan kolam remaja.
Memiliki luas 3.800 meter persegi, waterpark Umbul Pluneng juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti panggung utama, 12 unit kamar mandi, area prkir, dan lainnya.
Tempat Ritual Kungkum di Klaten
Baca Juga: 7 Wisata Alam di Jawa Timur, Surga Tersembunyi
Dilihat dari asal usul namanya, Umbul Pluneng disebut berasal dari gabungan dua suku kata yaitu plu dari kata nyemplung dan neng dari kata seneng.
Dengan mandi di Umbul Pluneng Klaten diharapkan pengunjung mendapatkan kesenangan atau kebahagiaan.
Sebelum menjadi objek wisata seperti sekarang, Umbul Pluneng dikenal sebagai tempat untuk ritual salah satunya ritual kungkum dan bertapa di air pada malam hari.
Konon katanya Ritual kungkum dipercaya bisa membantu seseorang mewujudkan keinginannya.
Cerita lainnya terkait pohon beringin besar tempat orang yang bertapa sering menemukan keris. Namun pohon itu tumbang pada tahun 1990-an lalu.
(merah)