Jakarta, Intra62.com – Video viral hoaks tentang kebocoran data Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tersebar, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri sedang mencari sosok penyebar video viral tersebut.
Dikutip dari kompas.com, Brigjen Adi Vivid berkata, pihaknya bersama KPU tengah melakukan profilling kepada pelaku.
“Kita sudah berkoordinasi dengan KPU untuk nanti melakukan profilling terhadap siapa yang meng-upload pertama kali kebocoran data tersebut, ini sedang kami lakukan profiling tentunya,” ujar Vivid saat ditemui di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Senin (1/5/2023).
Vivid juga menyampaikan, bahwa kepolisian sudah menerima informasi mengenai hal tersebut. Akan tetapi, pihak KPU telah membantah terjadinya kebocoran data.
Sebelumnya, video yang menyebutkan “Data Pemilu 2024 sudah jadi, Rezim Bejad” sempat di bantah Komisi Pemilahan Umum (KPU) RI.
Hasyim Asy’ari selaku Ketua KPU RI menegaskan bahwa data yang dimaksud adalah data hasil pemilu. Ia juga mengatakan hal tersebut tidak masuk akal dan mengada-ada.
“Pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilu 2024 akan digelar pada Rabu 14 Februari 2024, sehingga belum ada hasil suara,” kata Hasyim kepada wartawan, Kamis (27/4/2023).
Baca juga: KPK Periksa Politikus Nasdem dan Pejabat BUMD DKI,Kasus Korupsi Pengadaan Tanah Pulogebang
Pemungtan suara Pemilu 2024 dilakukan dengan cara manual yaitu dicoblos, tegasnya.
Untuk penghitungan suaranya pun juga dengan cara manual melalui rekapitulasi berjenjang.
“Rekapitulasi hasil penghitungan secara berjenjang dari TPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi dan KPU Pusat dilakukan secara manual berbasis formulir hardcopy,” jelas Hasyim.
Penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara dilaksanakan secara terbuka.
Artinya dapat diakses, dipantau dan diawasi oleh Bawaslu, pemantau, saksi peserta, jurnalis dan pemilih,” ujar Hasyim.
Dalam video yang menyebar berdurasi 2 menit 23 detik itu, pengambil video merekam dugaan kebocoran data yang sempat diumbar hacker “Bjorka” dan sempat ramai.
Pemngambil video tak pernah menyinggung bahwa data yang dimaksud adalah data hasil Pemilu 2024, melainkan hanyalah data pemilih.
Akan tetapi, pengunggah justru menuliskan keterangan “Data Pemilu 2024 Sudah Jadi Rezim Bejad” disertai emoji marah. (red)