Jakarta, Intra62.com – Harga tempe dan tahu makin mahal, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan kedelai impor akan membanjiri pasar Indonesia pada Januari 2023. Kebijakan impor kedelai ini untuk mengurangi dampaknya harga kedelai yang mahal sehingga membuat para perajin tahu tempe kesulitan berproduksi.
Pasar Kembang Kota Bogor, Jumat (23/12/2022). Menurutnya harga kedelai di pasaran saat ini naik di kisaran Rp 13.000-Rp 14.000 per kilogram.
Baca Juga: Harga Pangan Harian Telur dan Daging Ayam Turun, Cabai Meroket
Di pasar internasional sebenarnya sudah turun. Zulhas menyampaikan, naiknya harga kedelai seiring pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, kedelai sebenarnya sudah dipesan dan dibeli oleh Perum Bulog sejak November 2022.
Namun sampai saat ini belum dikirim karena adanya beberapa hambatan, salah satunya adalah masih harus dikarantina terlebih dahulu. Sehingga baru bisa sampai ke Tanah Air pada Januari mendatang.
Harga kedelai di negara asal sudah turun karena sedang masa panen, sehingga diharapkan bisa dibeli seharga Rp 11.000 – 12.000 per kilogram dan akan dijual.
Harga Tempe dan Tahu Makin Mahal, Pedagang Pasar Tagih Subsidi Bulog
Sebelumnya, kenaikan harga kedelai turut berimbas pada harga tahu tempe yang ikut melejit. Bahkan stok di pasar kian menipis. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) di awal Desember 2022. Harga tahu dan tempe masing-masing dibanderol Rp 11.680 per kg dan Rp 12.949 per kg di November 2022.
Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, kenaikan harga tahu tempe. Tentu tidak lepas dari harga kedelai yang mahalnya di luar kebiasaan. “Yang biasanya harga kedelai cuman Rp 11 ribu, jadi Rp 14 ribu, bahkan ada yang jual Rp 15 ribu ke atas. Yang membuat harga pengrajin tempe dan tahu akhirnya tidak kuat membeli kedelai, menghentikan produksi, sehingga di pasar juga berkurang,” ujarnya, Rabu (7/12/2022).
Secara keseluruhan, Abdullah membeberkan alasan kenapa tahu dan tempe tersendat. Pertama adalah kondisi global dunia, kedua memang beberapa negara penghasil kedelai itu menahan stoknya sehingga harga relatif lebih tinggi. Melihat situasi tersebut, ia menunggu mukjizat atas mandat kepada Perum Bulog, yang menyalurkan subsidi kedelai Rp 1.000 per kg bagi perajin tahu tempe.
(red)