Sukabumi, Intra62.com – Cerita mistis di Gunung Goong kepercayaan masyarakat zaman dahulu terus dilestarikan hingga saat ini, yang sering mengeluarkan suara gong gamelan.
Gunung Goong adalah anak Gunung Manglayang yang terletak di Desa Cipurut, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi. Kisah mistis suara gong jarang didengar oleh masyarakat luar, tapi bagi masyarakat setempat, kisah itu tak pernah lekang ditinggal zaman.
Baca Juga: Ngadem di Tempat Wisata Situ Gunung Sukabumi
Ketua Yayasan Cagar Budaya Nasional Pojok Gunung Kekenceng, Tedi Ginanjar mengungkapkan. Asal wilayah Cireunghas pada zaman dulu merupakan bagian dari Kecamatan Sukaraja. sebelum terjadi pemekaran sekitar tahun 2.000.
pada waktu tertentu kepercayaan masyarakat, suara gong dan gamelan muncul . Suara itu disebut bersumber dari kehidupan dunia lain yang dikaitkan dengan makhluk halus bangsa jin kerajaan.
Menurut Tedi Terkait cerita mistis itu “Di Gunung Goong sering terdengar suara gong berkali-kali ditabuh dan terkadang bunyi gamelan layaknya ada pesta pernikahan”.
Dikisahkan tempat pertemuam antara Nyi Roro Kidul dengan Raden Surya Kencana. Dikenal juga gunung gong ini sebagai kerajaan mahluk halus singgangnya Raja dan Ratu.
“Masyarakat dulu pun percaya bahwa antara Gunung Gede. Gunung Manglayang dan Gunung Padang Cianjur terdapat situs Megalithikum yang merupakan kesatuan wilayah kerajaan makhluk halus yang diperkirakan di Gunung Gede Pangrango,” ujarnya.
Sejarah Cerita mistis di Gunung Goong pada Zaman Penjajahan
Terlepas dari mitos yang berkembang di masyarakat. Dimana zaman penjajahan Belanda melalui Staats Spoorwegen (SS) atau Perusahaan Kereta Api. pada paruh kedua abad ke-19. melakukan pembangunan jalur Kereta Api Stasiun Sukabumi ke Stasiun Cianjur. Panjang jalur mencapai 39 kilometer.tepatnya pada 10 Mei 1883.
“Upaya pemerintah kolonial dalam membuka jalur kereta api ke wilayah pedalaman Jawa Barat dimaksudkan untuk mempermudah pengangkutan hasil bumi. teh, karet, kopi dan kina. akan dikirimkan ke ibu koloni di Batavia (Jakarta). Yang sudah terhubung dengan jalur kereta api di Buitenzorg ( Bogor) sejak 31 Januari 1873,” katanya.
Selain soal ekonomi, jalur kereta itu juga digunakan untuk kepentingan militer dalam ‘membersihkan’ Bumi Putera yang melawan kebijakan pemerintah kolonial Belanda. Salah satu tokohnya adalah Raden Prawata Sari.
Dikata juga “Jalur Sukabumi-Cianjur dikenal dengan jalur yang meliuk-liuk di daerah perbukitan”, Tak hanya itu, “sebuah terowongan dengan panjang 686 meter bernama terowongan Lampegan (1882) juga cukup terkenal di daerah tersebut,” ujar dia.
Pembangunan jalur kereta dari Stasiun Gandasoli-Stasiun Cireung dilakukan menggunakan para pekerja dengan sistem Rodi. Mereka adalah tawanan perang Diponegoro dan tahanan lainnya serta dibantu penduduk sekitar.
Pada saat itu, kata dia, wilayah tersebut masih berupa hutan rimba dan banyak menyerang binatang buas di sepanjang alur sungai Cimandiri yang kini menjadi jalur kereta kedua desa tersebut. Di Kampung Cibenteng yang berdekatan dengan sungai Cimandiri, pihak Belanda membangun benteng tentara yang melindungi para pekerja.
Kemudian di atas bukit yang berada di sebelah utara antara benteng dan jalur kereta api, pemimpin pasukan Belanda menaruh gong besar. Gong tersebut akan ditabuh sebagai sinyal bagi para pekerja paksa.
“Gong akan ditabuh untuk keperluan penanda waktu mulai bekerja, istirahat, menyelesaikan pekerjaan, adanya bahaya dan sebagainya. Sejak saat itulah bukit tersebut dinamai oleh masyarakat dengan sebutan Gunung Goong,” katanya. (red/intra62)
I love horror stories, so I thought that I would share with you some of my favorite short horror stories. I really like it, and I look forward to hearing from you next. Thank you for the information about the most popular stories this year. For more detailed information, please visit our website for further information