Jakarta , Intra62.com . Sekjend AWDI ( Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia ), Balham Wadja SH mendukung terapi alternatif Ibu Ida dayak . Seperti dikutip dalam diskusi sore menjelang berbuka puasa dikantor DPP AWDI tentang pemberdayaan Aset & kearifan Lokal .(Ahad, 9/4 2023 ).
Belakangan ini dunia medsos dihebohkan dengan adanya seorang Ibu yang bersal dari kalimantan timur berpakaiaan suku dayak . Beliau diketahui dari Suku Paser . Potensi menyembuhkan patah tulang / bengkok memang masing-masing mempunyai keunggulan tersendiri .
Sebagai contoh pengobatan sangkal putung juga merupakan metode terapi untuk patah tulang . Metode ini juga turun temurun terutama di wilayah Sunda atau banten .
Kemampuan talenta terapi alternatif perlu dibina dan dilestarikan sebagai langkah terobosan dalam memperkuat kelestarian budaya dan kearifan lokal dalam bidang Kesehatan ,”kata Balham Wadja SH . Kalo perlu IDI ( ikatan Dokter Indonesia ) melakukan inventarisasi ahli terapi tertentu . Sehingga terjadi Kolaborasi antara dunia medis dan Non medis .
Sekjend AWDI juga mengapresiasi langkah Kementerian Kesehatan untuk pembinaan terhadap praktik pengobatan tradisional ataupun tenaga penyehat tradisional (Hatra) agar mereka memiliki surat terdaftar penyehat tradisional (STPT).
Baca Juga : Sejarah Singkat Kerajaan Kutai, Kerajaan Hindu Tertua di Indonesia
Kearifan Lokal perlu di bina
menurut Ketua Lembaga Adat Paser (LAP) Kalimantan Timur (Kaltim) mengatakan, pengobatan ibu Ida Dayak memang fenomenal dan viral . Metode ini sudah lazim di wilayah suku kami , kata Musa (ketua LAP ). Meski begitu tidak semua orang di suku Paser bisa melakukan itu. Keahlian Ida Dayak tak semua orang bisa melakukannya.
Musa mengatakan, keahlian ibu Ida dayak itu dulu juga dimiliki para sepuh atau orang-orang tua zaman dulu di Suku Paser Kalimantan Timur. Dan Musa membenarkan, pengobatan di suku Paser Kalimantan Timur menggunakan minyak dan doa. Jadi tanpa mengunakan peralatan.

Senada juga disampaikan oleh pengamat Spiritual , Politik dan Budaya dari Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia ( AWDI ) , Ir . Anis Fu’ad berpendapat bahwa fenomena kearifan lokal yang “aneh ” dan nyeleneh akan terus bermunculan baik di tengah – tengah masyarakat yang haus akan kenormalan .
Hal ini juga akan muncul dari segi pengobatan alternatif , dari segi teknologi pertanian , atau dari budaya berpolitik . kemunculan ini terjadi karena percaturan politik “perkeliruan ” akan menuju ke titik jenuh . Artinya kehancuran secara makro ekonomi dan kekuasaan politik akan semakin nyata . ( Red )