Jakarta, Intra62.com . Peneliti BRIN ungkap Hujan akibat pergerakan Effect Bibit Siklon . Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sampaikan hujan dipicu vorteks (091S) mengguyur lama, berubah jadi bibit siklon 18S cenderung bergerak lambat. Hal ini karena tekanan rendah di timur yang kini telah menjadi dua vorteks.
Periset IBRIN tenatng Iklim dan Atmosfir yaitu Erma Yulihastin melalui akun X miliknya yang dikutip di Jakarta, Kamis, mengatakan bibit siklon tropis itu bergerak lambat . Dan tidak segera menjauh menuju Australia.
Erma ungkap efek pergerakan bibit siklon 18S dari barat ke timur (selatan Jawa Timur) menyebabkan hujan deras persisten di Jawa (Demak, Kudus, Pati, Semarang), Madura, dan Kupang. Hujan yang persisten dipicu oleh squall line efek dari vorteks.
Baca juga : Perjalanan KA dibatalkan dan 14 dialihkan akibat Semarang Banjir
Dia mengingatkan agar wilayah Kupang dan Semarang ,mewaspadai dan mengantisipasi dampak fenomena tersebut. Sedangkan kemunculan bibit siklon 91S tepatnya sebelah barat daya Banten ,yang berada di Samudra Hindia bagian tenggara . Hal ini telah menimbulkan hujan di Banten dan Jabodetabek.
Menurut Erma, bibit siklon 91S merupakan momen langka yang kian mendekat ke Jabodetabek . Fenomena ini bisa jadi mengulang penyebab banjir besar Jakarta 2002 . Karena vorteks telah menyebabkan hujan dini hari yang persisten selama berhari-hari di Jakarta.
Tiga bibit siklon
Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan ada tiga bibit siklon tropis yang bergerak di wilayah Indonesia. Bibit siklon tropis 91S yang berada di sebelah tenggara Samudera Hindia memiliki kecepatan angin maksimum 25-35 knots .
Kemudian, bibit Siklon Tropis 94S terpantau di Laut Timor bagian selatan, tenggara Nusa Tenggara Timur dengan kecepatan angin maksimum 15-20 knots .
Adapun bibit Siklon Tropis 93P masih terpantau di Teluk Carpentaria, bagian timur laut Australia, Tenggara Papua dengan kecepatan angin maksimum 15-20 knots . Dan ketiga siklon terebut mempunyai tekanan udara minimum 1000 hPa bergerak ke arah timur.
Kemunculan tiga bibit siklon tropis ini yang menyebabkan cuaca basah masih menyelimuti Indonesia.