Jakarta , Intra62.com . No Married No Child Makin Serius Hingga 15.000 an TK di Tutup. Di China, konsekuensi negatif dari kurangnya pernikahan yang menghasilkan keturunan semakin terlihat. Sekarang, banyak taman kanak-kanak atau sekolah menengah atas di negara tersebut tutup.
Mengutip catatan Channel News Asia atau CNA, hampir 15.000 TK ditutup di China tahun lalu . Seiring dengan penurunan sekitar 5,3 juta siswa baru dibandingkan tahun 2022.
Menurut laporan yang dikutip Sabtu oleh CNA, “Krisis sudah memukul sektor pendidikan, dengan ribuan prasekolah ditutup di seluruh negeri karena pendaftaran kosong.”
Sebuah laporan dari The Strait Times menyatakan bahwa penurunan jumlah anak-anak di negeri tirai bambu menyebabkan ribuan TK ditutup. Karena angka kelahiran China yang menurun, populasi anak di negara itu menyusut.
Angka kelahiran China terus turun ke rekor terendah, yaitu 6,39 kelahiran per 1.000 orang, turun dari 6,77 kelahiran per 1.000 orang pada 2022, menurut Biro Statistik Nasional (NBS).
Artinya, hanya 9.02 juta bayi yang lahir pada tahun 2023, lebih sedikit dari 9,56 juta bayi yang lahir pada tahun 2022.
Di tengah pelemahan ekonomi China belakangan ini, penurunan populasi ini menandai fenomena resesi seks . Dan masalah demografi yang dihadapi pemerintahan Presiden Xi Jinping.
Baca juga : Polemik PPDB 2024 dari Jualan Kursi hingga Keabsahan Piagam Palsu , Nah Lho ? .
Sebaliknya, pada tahun 2023, hampir 17 juta orang berusia 60 tahun ke atas akan menjadi bagian dari populasi negara yang signifikan dari golongan lanjut usia atau lansia.
Lebih dari 20 persen populasi sekarang terdiri dari kelompok usia ini. Dan proporsi ini diperkirakan akan meningkat hingga hampir sepertiga pada tahun 2035, menurut kelompok penelitian Economist Intelligence Unit.
Pada tahun 2035, pemerintah China memperkirakan bahwa produk dan layanan yang membantu orang tua. Seperti pariwisata ramah lansia dan perawatan medis berbasis teknologi, akan bernilai 30 triliun yuan, atau setara US$ 4,13 triliun.
Sekolah TK berkurang
“(Masalahnya) menjadi sangat jelas saat jumlah anak terus berkurang,” kata Li Xiuling, direktur TK, seperti yang dikutip dari The Straits Times.
Beberapa TK yang tidak lagi beroperasi dialihkan ke tempat lain; salah satunya diubah menjadi klinik kesehatan lansia di Provinsi Shanxi.
Hal ini juga dilakukan Li di sekolah TK yang dia bangun pada tahun 2005 dan akan tutup pada tahun 2023. Ia sekarang berfungsi sebagai pusat kesehatan dan sosial untuk orang tua di sekitarnya.
“Setelah taman kanak-kanak saya kosong, saya berpikir tentang bagaimana memanfaatkannya sebaik mungkin,” katanya.
( redx)