Afghanistan, Intra62.com – Gempa kuat mengguncang Afghanistan M 6.3. Setidaknya 2.000 orang tewas pasca gempa. Menurut Survei Geologi AS, pusat gempa berada 40 km barat laut kota terbesar Herat. Gempa terjadi pada Sabtu pagi (7/10/2023) waktu setempat.
Mosa Ashari, kepala badan penanggulangan bencana di provinsi Herat (8/10/2023), mengatakan: “Sejauh ini, lebih dari 1.000 wanita, anak-anak, dan orang tua yang terluka telah dicatat dalam catatan kami, dan sekitar 120 orang tewas.”
Baca Juga: Informasi terkini gempa di Jawa Barat
Warga Bashir Ahmad mengatakan gedung-gedung berguncang. Katanya temboknya retak dan ada yang roboh.
“Saya tidak bisa menghubungi keluarga saya, koneksi internet terputus. Saya sangat khawatir dan takut, itu mengerikan,” ucapnya.
Ada 8 gempa susulan kuat
Tercatat delapan gempa susulan dengan magnitudo berkisar antara 4,3 hingga 6,3. Beberapa saat setelah gempa, laki-laki, perempuan dan anak-anak berdiri di jalan lebar, jauh dari gedung-gedung tinggi.
Mereka tetap berhati-hati sebelum kembali ke rumah ketika gempa susulan terjadi selama berjam-jam.
“Situasinya sangat menakutkan, saya belum pernah mengalami hal seperti ini,” kata Idrees Arsala, seorang siswa berusia 21 tahun yang merupakan orang terakhir yang berhasil mengevakuasi kelasnya dengan selamat ketika gempa terjadi.
Gempa Kuat Mengguncang Afghanistan 2.445 Orang Meninggal
Menurut data korban terbaru, jumlah korban tewas saat ini mencapai lebih dari 2.400 orang. Juru Bicara Kementerian Penanggulangan Bencana Janan Sayeeq menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 2.445 orang. Sayeeq mengatakan 1.320 rumah rusak atau hancur. Dia merevisi jumlah korban luka.
“Lebih dari 2.000 (korban terluka),” kata Janan Sayeeq. Sebelumnya, mereka menyebutkan 9.240 orang terluka.
Jumlah korban tewas telah melonjak dari 500 yang dilaporkan oleh Bulan Sabit Merah pada hari Minggu. Seorang pejabat di departemen kesehatan Herat, Dr. Danish, mengatakan lebih dari 200 orang tewas telah dibawa ke rumah sakit. Ia menambahkan, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
“Mayat-mayat tersebut diangkut ke banyak tempat – pangkalan militer, rumah sakit,” kata Danish.
13 Desa Hancur
Juru bicara Otoritas Nasional Penanggulangan Bencana (National Disaster Management Authority/ANDMA) mengatakan 13 desa hancur total akibat gempa.
Menurutnya, ribuan orang telah terkena dampaknya. Pada Minggu malam (810/2023), media Afghanistan mengutip pihak berwenang yang menyebutkan jumlah korban tewas mencapai lebih dari 2.500 orang. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (The United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) mengatakan lebih dari 11.000 orang terkena dampak gempa tersebut.
OCHA menyebutkan, pada Minggu malam (10/8/2023), setiap rumah di sekitar 11 desa di Afghanistan hancur akibat gempa dan korban jiwa mencapai 1.000 orang.
“Jumlah korban dan rumah tangga yang terkena dampak diperkirakan akan meningkat seiring dengan semakin banyaknya daerah terpencil yang dijangkau dan penilaian dilakukan,” tambah OCHA.
Masyarakat menunggu bantuan
PBB mengucurkan dana darurat senilai 5 juta (sekitar Rp 78 triliun) dan segera mengumumkan permintaan sumbangan setelah dilakukan penilaian kebutuhan. Menurut data OCHA, rumah sakit daerah di Herat merawat sedikitnya 550 korban, termasuk 230 anak-anak. Saat ini, perbekalan pertolongan pertama telah didistribusikan, termasuk perlengkapan kebersihan, makanan dan air.
Palang Merah Tiongkok telah menawarkan dukungan keuangan darurat kepada Palang Merah Afghanistan senilai 200.000 USD (sekitar Rp3,1 miliar) untuk bantuan gempa bumi dan bantuan bencana alam. (red/intra62)