• Sun. Jan 19th, 2025

1,7 Juta Perempuan di Indonesia Diproyeksikan Meninggal Akibat Kanker Serviks , Waspadalah!

ByAF

Aug 13, 2024
1,7 Juta Perempuan di Indonesia Diproyeksikan Meninggal Akibat Kanker Serviks , Waspadalah

Jakarta, Intra62.com . 1,7 Juta Perempuan di Indonesia Diproyeksikan Meninggal Akibat Kanker Serviks.  Bukan rahasia lagi bahwa kanker adalah penyebab kematian tertinggi di negara dan di seluruh dunia.
Kanker leher rahim, atau kanker serviks, adalah salah satu jenis kanker yang paling umum dialami wanita.

Salah satu masalah pembiayaan kesehatan terbesar adalah kanker serviks. Pada tahun 2070, diperkirakan lebih dari 1,7 juta perempuan di Indonesia akan meninggal karena kanker serviks jika tidak ada pengobatan.

Ketika pertumbuhan sel-sel ganas tidak terkendali pada leher rahim atau serviks, itu disebut kanker serviks. Infeksi Human Papiloma Virus (HPV) onkogenik menyebabkan kanker serviks.

Menurut Dr. Yudhi Pramono, Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Indonesia menduduki peringkat ketiga tertinggi untuk tingkat incidence atau kasus baru di wilayah tersebut, dan peringkat keempat untuk tingkat kematian.

Dr. Yudhi mengatakan pada acara kampanye Rencana Aksi Nasional (RAN) di Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2024), “Kanker serviks berada di peringkat kedua terbanyak dialami perempuan di Indonesia.”

Ia juga menyatakan bahwa banyak wanita datang dengan penanganan yang terlambat; mereka datang dalam kondisi stadium 3 dan 4.

Baca juga : Tips Mengecek Password yang lupa di HP dan Laptop

Karena itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) melalui Rencana Aksi Nasional (RAN) berkomitmen untuk mempercepat penghapusan kanker serviks. Di sana, itu terdiri dari empat pilar: pilar layanan yang mencakup skrining, vaksinasi HPV, dan perawatan pasien pra-kanker.

“Lebih dari 1,7 juta perempuan di Indonesia akan meninggal karena kanker serviks pada tahun 2070, sehingga kasus kanker serviks ini perlu kita kawal,” katanya.

Tes DNA

Kemenkes menargetkan 90% anak perempuan usia 11 dan 12 tahun kelas 5 dan 6 atau setara, termasuk mereka yang tidak bersekolah, menerima vaksinasi lengkap selama fase pertama vaksinasi. Selain itu, Kemenkes menargetkan agar anak perempuan usia 15 tahun yang belum menerima vaksinasi menerima vaksinasi lanjutan.

Kemenkes menargetkan 70% perempuan berusia 30 hingga 69 tahun diskrining menggunakan tes DNA HPV dalam fase pertama. Di fase kedua, mereka menargetkan 75% perempuan berusia 30 hingga 69 tahun diskrining setiap 10 tahun sekali. Dalam kedua fase ini, tes DNA HPV akan menjadi metode utama untuk skrining.

( redx )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://sdlabumblitar.sch.id/wp-content/bonus-new-member/

https://sdlabumblitar.sch.id/wp-content/spaceman/

https://paudlabumblitar.sch.id/wp-content/spaceman/