Jakarta, Intra62.com – Wacana duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo mencuat hingga ramai diperbincangkan publik setelah keduanya menunjukkan keakrabannya saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jawa Tengah.
Keakraban itu terjadi saat Jokowi meninjau lokasi panen raya padi di Desa Lajer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Ketiganya bahkan sempat melakukan swafoto bersama dengan para petani di areal persawahan.
Namun sesekali mereka juga nampak terlihat berbicara serius. Momen tersebut, lantas kemudian memantik berbagai tafsir soal kedekatan antara Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo. Tak sedikit yang beranggapan bahwa hal itu juga berkaitan dengan proses politik untuk menuju Pemilu 2024 mendatang.
Baca Juga: Prabowo Kepada Pejabat Kemhan : Komando Teritorial Harus Dibangun dan Diberdayakan
Peneliti Senior Populi Center, Usep S Ahyar berpandangan bahwa momentum keakraban antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo bersama Presiden Jokowi menjadi pertanda untuk Pemilu 2024. Menurut Usep, momentum tersebut bisa dibaca sebagai kode keras Jokowi untuk menyandingkan Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo untuk menjadi pasangan pada Pilpres 2024 mendatang.
Kata Usep, juga dapat dimaknai sebagai sinyal antisipasi atau kode Jokowi bahwa Ganjar apabila tidak dicalonkan oleh PDIP, bisa dipasangkan dengan Prabowo sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres). Terkait komposisi keduanya, Usep menilai baik Prabowo maupun Ganjar untuk menjadi Calon Presiden (Capres) maupun Calon Wakil Presiden (Cawapres) jika diduetkan. Hal itu tergantung bagaimana sikap partai masing-masing khususnya sikap PDIP terhadap Ganjar sendiri.
Usep mengatakan, tidak menutup kemungkinan juga bahwa Prabowo bisa menjadi Cawapres dari Ganjar. Mengingat, dalam praktiknya Prabowo sendiri memiliki pengalaman sebagai Cawapres Megawati di masa lampau, pun juga menjadi menteri di Kabinet Jokowi saat ini.
Apa Benar Prabowo Subianto Capres Harga Mati
Partai Gerindra buka suara terkait wacana duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, Gerindra mengungkapkan membuka peluang untuk Ganjar Pranowo bergabung. Akan tetapi syaratnya, Ganjar harus menjadi calon wakil presiden, karena jatah calon presiden hanya untuk Prabowo Subianto.
Mengenai hal ini, Direktur Eksekutif IndoStrategic, Ahmad Khoirul Umam mengatakan pernyataan Gerindra itu menunjukkan bahwa posisi Prabowo sebagai Capres merupakan harga mati dalam negosiasi koalisi bersama Gerindra.
Umam menilai wacana duet Prabowo dan Ganjar sejatinya memiliki daya tawar yang kuat. Mengingat, elektabilitas keduanya selalu bertengger di papan atas survei Capres 2024. Kata Umam, yang perlu dipikirkan saat ini adalah bagaimana skema koalisi partai jika keduanya dipasangkan. Apakah Ganjar diajukan sebagai representasi PDIP ataukah Ganjar akan keluar dari PDIP untuk selanjutnya maju lewat gerbong KIB.
Prabowo-Ganjar ini, lanjut Umam, juga bisa menjadi titik temu kekuatan antara KIB, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dan PDIP sendiri. Namun, tantangan selanjutnya, akankah PDIP memberikan Golden Ticket-nya kepada Ganjar untuk bersanding dengan Prabowo.
Terkait manuver cepat Cak Imin yang menggelar pertemuan langsung dengan Prabowo, Umam menilai, hal itu tampaknya ada kaitan dengan manuver Prabowo-Ganjar.