Jakarta , Intra62.com . Raden Aria Wiranata Kusuma V ” Priyayi Nasionalis ” pemilik Pabrik Gula . lahir di Bandung tahun 1888. Nama saat kecil beliau dengan nama Raden Muharam. Berdasarkan penuturan sejarawan , Raden Suriaatmaja .
Bahwa Wiranatakusumah V sejak kecil ditinggal sang ayah meninggal dunia . Dan akhirnya sempat di urus oleh oleh 3 orang tua wali. Salah orang tua walinya yang sangat berpengaruh adalah tokoh orientalis dan Penasehat Urusan Pribumi untuk pemerintah kolonial Hindia Belanda, Snouck Hurgronje.
Setelah beberapa bulan menjabat Mendagri , kemudian diangkat menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Agung dari tahun 1945 sampai 1948. Sebelum akhirnya menjadi Presiden Negara Pasundan.
Baca juga : Wisata Religi Makam Para Raja Mangkunegaran
Menelisik sejarah biografi Raden Aria Wiranatakusumah memang menarik . Banyak dikenal sebagai Bupati Bandung dan pernah menjadi Presiden Negara Pasundan . Beliau putra dari Rd Adipati Kusumahdilaga ini dinilai sebagai ‘priyayi nasionalis’ dan sangat dekat dengan tokoh-tokoh pergerakan.
Sebagai keturunan ningrat, Wiranatakusumah V yang dikenal nama kecil Muharam sempat sekolah ala Eropa di Europeesch Lagere School (ELS). Sekolah tersebut dikhususkan untuk orang pribumi keturunan elit yang mau belar ke eropa. Termasuk karto suwiryo , soekarno dan tokoh penting pergerakan saar itu , ” Ungkap sejarawan dari Universitas Pendidikan Indonesia , Agus Mulyana .
Dari pendidikan itulah , sosok muharam digembleng oleh pendidikan setara bangsa Eropa . Sehingga dari pendidikan ini membuat Wiranatakusumah V menjadi pribadi yang luwes bergaul termasuk dengan petinggi Belanda .
Dari sekolah ELS melanjutkan lagi ke OSVIA, sekolah bagi priyayi anak-anak bupati sekarang serupa IPDN .
Priyayi Nasionalis

Dalam Pendidikan OSVIA bertemu sosok Snouck Hurgronje. Atas sponsori dari Snouck untuk melanjutkan sekolah ke Hogereburgerschool (HBS) Batavia, dengan kurikulum pendidikan yang lebih umum dan biaya yang lebih mahal.
Priyayi nasionalis adalah mereka yang berpendidikan dan tidak berkeinginan untuk menjadi pegawai negeri Hindia Belanda, seperti Soekarno, Cipto Mangunkusumo, dan lain-lain. Pendidikan ala Belanda yang mereka dapatkan dimanfaatkan untuk memberontak dan mendirikan organisasi kebangsaan.
Tercatat dalam transaksi perpajakan Verponding Indonesia , bahwa Raden Aria wiranatakusumah V pernah melakukan pembelian pabrik Gula baik yang ada di Jawa Tengah dan sebagian di jawa Barat . Setelah krisis moneter dunia tahun 1930 – 1936 akibat perang dunia I , sekitar pada tahun 1936 – 1941 , R.A Wiranatakusumah V membeli pabrik gula di Seputar jawa tengah yaitu Pekalongan , Banyumas , Karanganyar dan Klaten . ( Tim red )