Pekalongan, INTRA62.com – Pemerintah Kota Pekalongan melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pembangunan Daerah (Bappeda) bekerja sama dengan sejumlah pihak melakukan eksperimen pemanfaatan teknologi nuklir untuk mengatasi masalah sampah, khususnya industri tekstil di Kota Pekalongan.
Kerjasama tersebut dilakukan antara Pemerintah Kota Pekalongan dengan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Yogyakarta, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta melibatkan para ahli dari Lembaga Riset dan Inovasi Nasional Lembaga Riset Energi Atom Korea (KAERI) , satu-satunya lembaga penelitian profesional-Institut Orientasi Energi Nuklir di Korea.
Hal itu terungkap dalam acara Workshop Program Tugas Pakar dan Bimbingan Teknis Pengolahan Air Limbah Tekstil dengan Radiant Melting Technology di Kota Pekalongan yang dibuka oleh Walikota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid, bertempat di ruang Buketan Sekretariat Daerah Pekalongan. City, Rabu (01-11-2023).
Kemudian Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia dihadiri oleh BRIN dan KAERI.
Aaf mengatakan: “Tidak hanya limbah dari batik tetapi juga dari industri tekstil dan jeans. Melalui kerjasama ini, permasalahan yang kompleks dapat segera diselesaikan untuk mengatasi permasalahan limbah yang ada. ya”.
Setelah melalui beberapa tahapan pengujian, air tersebut bebas kuman dan aman untuk diminum.
“Pengusaha batik, jeans dan sablon antara kedua belah pihak hampir sama. sama,” kata Aaf.
Sementara itu, Direktur Universitas Teknologi Nuklir Indonesia Zainal Arief menjelaskan masih dalam tahap penelitian, dimana Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia bekerja sama dengan pemerintah kota Pekalongan mulai tahun 2021. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel limbah dari beberapa pengusaha industri batik, kemudian sampel tersebut diolah dengan teknologi gamma, suatu bentuk radiasi, dan diuji di laboratorium.
“Ada mikroorganisme yang masuk ke air limbah yang sudah diolah sebelumnya dan masih bisa hidup. Ini menunjukkan sudah ada kemajuan dalam perbaikan limbah tersebut,” kata Arief.
Arief berharap kerjasama penelitian ini menjadi pilot project nasional. “Tahun 2021 selesai, lalu 2023 kita bandingkan dengan kerjasama KAERI,” ujarnya.
“Dari hasil tersebut akan dibuat beberapa rekomendasi dari segi akademik, penggunaan teknologi, studi kelayakan yang cocok diterapkan di kota Pekalongan. Sehingga batik tetap lestari, dapat tercapai zat yang dilindungi,” tambah Arief.
(red)
Baca Artikel lainya:
- Penerimaan Kantor Bea dan Cukai Merak Tahun 2022
- Perumusan Perpu Cipta Kerja, Jokowi Bagikan Uang Tunai