Jakarta , Intra62.com . Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) mengecam keras penggunaan kekuatan yang berlebihan . Dalam insiden penembakan yang dilakukan oleh Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) di Malaysia terhadap lima Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Satu orang dilaporkan meninggal dunia, dan empat lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.
Minggu (26/1/25), Wakil Menteri P2MI Christina Aryani menyatakan, “KemenP2MI mendesak pemerintah Malaysia untuk segera mengusut peristiwa ini . Dan mengambil tindakan tegas terhadap petugas patroli APMM apabila terbukti melakukan tindakan yang melibatkan penggunaan kekuatan berlebihan atau penggunaan kekuatan berlebihan.”
Sebelum ini, APMM menembak lima PMI non-prosedural di Perairan Tanjung Rhu, Malaysia, pada Jumat, 24 Januari 2025, pukul 03.00 dini hari waktu setempat.
Dalam hal ini, KP2MI mengecam keras tuduhan penggunaan kekuatan berlebihan yang dilakukan APMM . Dan menegaskan komitmennya untuk terus bekerja sama untuk memastikan bahwa orang yang mengalami luka mendapatkan perawatan medis yang tepat.
Selain itu, KP2MI menawarkan bantuan hukum dan pemulangan jenazah kepada keluarga korban.
Wamen P2MI menyatakan bahwa saat ini KemenP2MI sedang menelusuri asal daerah para korban agar pendampingan dapat dilakukan dengan optimal.
Kementerian P2MI bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI dan Atase Kepolisian di KBRI Kuala Lumpur . Untuk mendorong akses telepon untuk menjenguk para korban yang sedang dirawat.
Wamen Christina juga mendorong pertemuan dengan pemerintah Malaysia untuk membahas cara mencegah insiden serupa terjadi lagi.
Baca juga : Anggota DPR: Malaysia Harus Mau Buka Suara “Penembakan PMI”
Selain itu, mekanisme yang sesuai dengan standar hak asasi manusia untuk menangani PMI non-prosedural secara manusiawi akan dibahas dalam pertemuan tersebut.
Melalui konferensi pers tersebut, Wamen Christina menegaskan bahwa negara akan terus hadir untuk melindungi, memperhatikan. Dan memastikan penegakan hak asasi manusia bagi para pekerja migran Indonesia.
( Anisa-red)