• Mon. Apr 28th, 2025

Apa itu Ritual Seba Sampai Warga Badui ‘ Turun Gunung “

ByAF

May 17, 2024
Pada Jumat malam, warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, naik ke gunung untuk mengikuti upacara tradisi Seba.

Rangkasbitung , Intra62.com. – Pada Jumat malam, warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, naik ke gunung untuk mengikuti upacara tradisi Seba. Bersama bupati setempat di Rangkasbitung dan Gubernur Banten di Kota Serang, Sabtu (18/5).

Jaro Saija, Tetua Adat Badui dan Kepala Kanekes Kabupaten Lebak, menyatakan pada Jumat di Lebak bahwa sebanyak 1.500 orang warga adat mengikuti upacara tradisi Seba.

Masyarakat Badui telah berkumpul dari 65 kampung sejak pagi . Dan siap diberangkatkan ke alun-alun Rangkasbitung di Kabupaten Lebak menggunakan truk terbuka.

Masyarakat Badui Luar mungkin berangkat dengan puluhan truk pukul 12.00 WIB, sedangkan masyarakat Badui Dalam mungkin berangkat dengan berjalan kaki pada pukul 03.00 WIB.

Orang Badui akan datang ke upacara tradisi Seba dengan membawa berbagai jenis makanan pertanian.  Seperti beras huma, pisang, petai, talas, turubuk tiwu endog, sayuran iris, madu, gula aren, dan penganan ngelaksa.

Baca juga :Indonesia Berbudaya Aspirasi& Yayasan COI Bersama AWDI Wujudkan IICF Mancanegara

Sebagai cara untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, pimpinan kepala daerah dan pejabat akan menerima komoditas pertanian ladang.

Dia mengatakan, “Kami berharap tradisi Seba 2024 berjalan lancar dan semoga hasil pertanian tahun depan menjadi lebih baik.”

Jaro mengatakan bahwa tahun ini ada 1.500 orang yang menghadiri upacara tradisi Seba, yang dinamakan “Seba Gede.”

Apa itu Ritual Seba

Proses ritual Seba itu diikuti oleh masyarakat Badui Dalam dan Badui Luar, yang menjalani ritual Kawalu selama tiga bulan berpuasa.

Namun, pada bulan Kawalu 1, 2, dan 3, masyarakat Badui melakukan ibadah puasa tiga kali.

Setelah itu, Jaro mengatakan bahwa masyarakat Badui melakukan upacara seren taun atau ngalaksa di rumah tetua kampung. Mereka melakukannya dengan menghitung jumlah kepala keluarga menggunakan lidi yang diambil dari pohon kaung aren.

Semua kampung melakukan seren taun untuk menghitung populasi Badui. Jaro Saija menyatakan, “Hari ini kita menjalani tradisi adat, yakni Seba dengan Bupati Lebak dan Gubernur Banten.”

Menurut Babinsa Desa Kanekes, Kabupaten Lebak Sertu Tatang, pihaknya melakukan pengamanan di pemukiman Badui karena semua laki-laki mengikuti upacara Seba di Rangkasbitung dan Kota Serang.

Dia menyatakan bahwa dia dan kepolisian menjaga keamanan di 68 kampung di kawasan Badui dengan berjalan kaki.

Menurut Imam Rismahayadin, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak, masyarakat Badui tiba di alun-alun Rangkasbitung pukul 13.00 WIB. Pada malam hari, perayaan tradisi Seba dilakukan, dihadiri ribuan wisatawan dan bupati.

Upacara Seba secara khusus memiliki beberapa tujuan, seperti membawa amanat pu’un atau ketua adat, memberikan laporan, menyampaikan harapan, dan menyerahkan hasil bumi. ( red )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://sdlabumblitar.sch.id/wp-content/bonus-new-member/

https://sdlabumblitar.sch.id/wp-content/spaceman/

https://paudlabumblitar.sch.id/wp-content/spaceman/