Jakarta, Intra62.com – PT PLN (Persero) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Karbon Korea Co., Ltd. melibatkan penerapan teknologi Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS). Kemitraan ini dilaksanakan untuk mempercepat transisi energi guna mencapai net zero emissions pada tahun 2060.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN mendukung penuh upaya pemerintah mengembangkan industri energi berkelanjutan dan ramah lingkungan. Termasuk penggunaan teknologi ramah lingkungan seperti CCUS untuk mengurangi emisi karbon dari pembangkit listrik tenaga batu bara.
Baca Juga: Perkembangan Teknologi Informasi Dari Zaman Dulu Hingga Sekarang?
Darmawan menjelaskan upaya memerangi perubahan iklim global memerlukan kolaborasi sebagai kuncinya. Oleh karena itu, melalui bentuk kerja sama tersebut, Darmawan optimis jalur transisi energi dan perlawanan terhadap perubahan iklim akan lebih mudah dibandingkan dilakukan sendiri.
Darmawan menyebut tujuan kerja sama penerapan CCUS ini adalah untuk meningkatkan keberlanjutan pembangkitan listrik dan mengurangi emisi karbon. Upaya dekarbonisasi dengan CCUS dinilai strategis karena karbon yang dihasilkan dapat diubah menjadi produk lain seperti metanol, asam format, dan dimetil eter. Sedangkan CO2 yang belum terkonversi dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan peningkatan perolehan minyak (EOR) atau peningkatan perolehan gas (EGS).
Darmawan juga menambahkan, PLN saat ini memiliki potensi pembangkit listrik tenaga batu bara dan gas sebesar 37,6 gigawatt (GW) yang siap dipasang teknologi CCUS. Dengan teknologi ini, emisi karbon dari produksi listrik dapat dikurangi secara signifikan.
Dalam nota kesepahaman dengan Karbon Korea, kedua belah pihak sepakat untuk segera melakukan penelitian bersama terkait pengembangan energi berkelanjutan. Berbagi pengetahuan dan peningkatan kapasitas personel PLN. Dijelaskan juga bahwa penelitian bersama ini tidak hanya memperluas aspek teknis tetapi juga aspek komersial CCUS.
Selain itu, PLN juga terus membuka peluang kerjasama dengan banyak pihak lain yang terlibat dalam penerapan CCUS. Darmawan menjelaskan tingginya biaya pelaksanaan menjadi kendala dalam pelaksanaannya. Maka dari itu, diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak dan insentif dari pemerintah agar penerapan teknologi CCUS lebih terjangkau.
Penasihat Karbon Korea Won-Dong Cho menyampaikan apresiasi atas upaya mendalam transisi energi yang dilakukan PLN pada masa Darmawan Prasodjo menjabat. Ia mengatakan, MoU ini merupakan langkah lanjutan dari pertemuan sebelumnya.
Won-Dong Cho mengungkapkan, Karbon Korea awalnya datang ke Indonesia untuk menghadiri upacara penghormatan kepada Presiden Indonesia Joko Widodo. Namun komitmen mereka dalam mempercepat transisi energi memungkinkan ditandatanganinya berbagai perjanjian kerja sama dengan PLN dalam memerangi perubahan iklim global. (red/intra62)