Jakarta, Intra62.com . Lebaran Kelabu 2025 , Imbas PHK Banyak Warga RI Tidak Mudik . Hari raya Idul Fitri, juga dikenal sebagai Lebaran. Adalah waktu bagi sebagian orang untuk kembali ke rumah dan berkumpul dengan keluarga mereka.
Namun, pemudik tahun ini tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Lebaran 2025 dijadwalkan pada tanggal 31 Maret/1 April. Dan jumlah pemudik diperkirakan tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
Hasil survei yang dilakukan oleh badan kebijakan transportasi, pusat statistik, Kementerian Perhubungan, dan akademisi menunjukkan bahwa jumlah pemudik tahun ini hanya 146,48 juta orang, atau sekitar 52% dari penduduk Indonesia, turun 24% dari 193,6 juta pemudik tahun sebelumnya.
Dalam pernyataan pers pada Selasa (18/3/2025), Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang mengatakan, “Jika tahun lalu asumsi perputaran uang libur Idul Fitri 2024 mencapai Rp 157,3 triliun, maka asumsi perputaran uang libur Idul Fitri 2025 diprediksi mencapai Rp 137,975 triliun.”
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksikan peningkatan yang signifikan dalam proyeksi jumlah pemudik selama sepuluh tahun terakhir.
Jumlah pemudik menurun drastis pada 2020 dan 2021 karena pemerintah melarang mudik selama pandemi Covid-19. Namun, pada 2022, ketika pemerintah mengizinkan mudik, angkanya melonjak menjadi 85,5 juta orang.
Jumlahnya meningkat menjadi 123,8 juta pada tahun 2023 dan 193,6 juta pada tahun 2024. Namun, secara mengejutkan, jumlah pemudik turun menjadi 47,12 juta pada tahun ini.
Potensi Penurunan Jumlah Pemudik pada tahun 2025
Menurut Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, ada sejumlah penyebab penurunan pemudik ini. Pertama, libur Nataru (Natal dan Tahun Baru) dan Idul Fitri sangat dekat satu sama lain.
Seorang individu yang juga merupakan Direktur Eksekutif APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) menyatakan, “Sehingga yang sempat berlibur selama Nataru tidak lagi merencanakan liburan atau pulang kampung saat libur Idul Fitri.”
Kedua, dia menyatakan bahwa masyarakat cenderung menghemat karena kondisi ekonomi saat ini. Mengingat tahun ajaran baru akan segera dimulai, yang memerlukan biaya masuk sekolah.
Ketiga, menurut Sarman, banyaknya PHK. Keempat, faktor-faktor seperti penurunan daya beli masyarakat dan kondisi cuaca juga memengaruhi keinginan masyarakat untuk pulang kampung.
Imbas PHK , Beban Hidup Berat
Menurut Felix Darmawan, ekonom Panin Sekuritas, dampak momen THR mungkin menguntungkan Indonesia.
Felix memberi tahu awak media Intra62 bahwa, “Dampak THR harus positif ke ekonomi Indonesia, karena memang setiap lebaran pertumbuhan kita bisa beda +0,2 sampai +0,3% QoQ dibanding kuartal non-lebaran.”
Namun, data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia periode Februari 2025 turun ke 126,4, yang menunjukkan penurunan daya beli dan masalah di sektor tenaga kerja.
Felix menyimpulkan, “Kita tahu banyak PHK atau penutupan pabrik dalam beberapa bulan terakhir.”
Felix menyatakan bahwa data tenaga kerja Indonesia masih menjadi masalah tersendiri karena dapat memengaruhi daya beli selama Ramadhan.
Menurut Fikri C Permana, Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, situasi THR dan dampaknya ke ekonomi domestik tahun ini menjadi perhatian utama. Dia memperkirakan kenaikan daya beli. Namun, ia juga menekankan pentingnya kehati-hatian masyarakat.
Fikri mengatakan bahwa ini mungkin karena ada program realokasi dan penghematan APBN, beberapa kasus PHK besar-besaran, dan faktor lain yang kemungkinan menahan konsumsi di bawah level tahun lalu.
Selain itu, Fikri menyatakan bahwa karena bencana banjir kemarin, yang tampaknya terjadi secara signifikan, dia memperkirakan bahwa konsumsi mungkin beralih ke barang pokok daripada barang sekunder (sandang), atau tersier, yang sebelumnya lebih sering dilakukan.
Baca juga : Jasa Raharja Apel PAM Lebaran 2025 , Sebar 2000 Posko
(Anisa-red)