Jakarta, INTRA62.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, pembiayaan inovatif inovatif menjadi kunci ngebutnya pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Lebih lanjut, Basuki juga mengakui bahwa pembiayaan inovatif yang dapat diwujudkan dalam pembangunan infrastruktur dimungkinkan dengan kerja sama dengan banyak pihak.
“Semuanya kerjasama, termasuk dengan PII (Penjaminan Infrastruktur Indonesia) dan Menteri Keuangan. Saya tidak bisa apa-apa tanpa dukungan Menteri Keuangan. Jadi saya tidak bisa apa-apa. hasil kerja kita, kalau dibilang kenapa bisa kerja cepat, salah satunya karena dalam semangat kita semua harus bekerja sama. kata Basuki pada perayaan HUT PII ke-13, Rabu (1/3/2023).
1. Dana Talangan Pembebasan Lahan
Kemudian, Basuki menjelaskan ada tiga jenis pembiayaan inovatif yang digunakan untuk mendorong pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Yang pertama adalah dana talangan untuk lahan. Basuki sependapat dengan pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahwa toksisitas lahan yang cepat akan membuat pembangunan infrastruktur semakin mudah dan cepat.
“Kami yang membujuk penyedia jasa atau pemrakarsa untuk bisa mengadakan tanah dengan dana talangan. Ini inovatif, belum pernah dilakukan sebelumnya, jadi bisa lebih cepat. Sekarang, nanti Menkeu akan melalui LMAN sekalipun waktunya lama,” gurau Basuki.
Pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa sepanjang 1.830 km yang selesai pada 2019 menunjukkan bukti penggunaan dana talangan untuk kehabisan uang.
“Dengan dana talangan tanah, kita bisa menyelesaikan 1.830 km Tol Trans-Jawa pada 2019, tanpa itu pasti tidak mungkin,” kata Basuki.
Baca juga: Menteri Basuki Resmikan 4 Infrastruktur Kerakyatan Di Temanggung
2. Subsidi Silang Lelang
Bentuk pikiran inovatif kedua adalah lelang subsidi silang. Basuki menjelaskan, lelang subsidi silang dilakukan Kementerian PUPR melalui pelelangan proyek jalan tol.
Pemenang lelang adalah yang mampu membangun jalan tol yang lebih panjang.
“Jadi kita adakan lelang di Pulau Jawa, dengan membedakan siapa yang bisa bangun Tol Trans Sumatera lebih panjang itu yang akan menang, Jadi, kita melelangkan Semarang-Batang dan Serang-Panimbang dapat 83 kilometer kita bangun di Sumatera,” kata Basuki.
3. KPBU
Jenis pembiayaan inovatif yang ketiga adalah skema kerja sama pemerintah badan usaha (KPBU) dalam bentuk Pembayaran Ketersediaan.
Menteri PUPR Basuki mengatakan, skema tersebut tidak hanya digunakan untuk membangun proyek infrastruktur baru, tetapi juga untuk memelihara infrastruktur yang sudah ada.
“Sejak penyiapan proyek juga terus dikawal oleh PII. Bukan hanya pembangunan baru, tapi sekarang pemeliharaan jalan lintas timur Sumatera di Riau dan Sumsel dibiayai KPBU,” ujarnya. (merah)