Jakarta , Intra62.com . BUMN ini terancan di suntik mati , lalu buat apa minta dana lagi ? . Satu perusahaan pelat merah PT Varuna Tirta Prakasya (Persero), juga dikenal sebagai VTP tengah, meminta penyertaan modal negara (PMN) dari barang milik negara (BMN). Padahal, perusahaan ini sedang menghadapi masalah suntik mati.
Adanya masalah miring tersebut diakui oleh Adi Nugroho, CEO VTP. Meskipun demikian, PMN ini diharapkan menjadi titik balik untuk perusahaan yang saat ini dikabarkan akan tutup.
Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI pada Selasa, 2 Juli 2024, Adi berkata, “Mudah-mudahan pada kesempatan ini, dengan adanya PMPP ini, VTP yang tadinya mungkin ada masalah penutupan menjadi langkah maju ke depannya.”
Adi juga menyatakan bahwa dia belum pernah dihubungi atau diminta untuk berbicara tentang pembubaran bisnisnya oleh Kementerian BUMN. Sebaliknya, dia mengatakan bahwa timnya baru saja menyusun Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).
Baca juga : Erick Thohir Lebur BUMN Karya Dari 7 Jadi Sisa 3
Adi menyatakan, “Kami masih menyusun RJPP untuk lima tahun ke depan bahkan beberapa waktu lalu. Kami masih optimis akan bertumbuh.”
Selain itu, ia menyatakan bahwa perusahaannya berhasil mengubah posisi keuangan yang negatif sejak 2019–2022 menjadi positif pada 2024.
Menurut Yadi Jaya Ruchandi, Direktur Utama PT Danareksa (Persero), dari 14 BUMN yang mengalami masalah, 6 di antaranya terancam dibubarkan. Mereka terdiri dari PT Indah Karya, PT Dok Dan Perkapalan Surabaya, PT Amarta Karya, PT Barata Indonesia, PT Varuna Tirta Prakasya, dan PT Semen Kupang.
Dalam rapat panja dengan Komisi VI DPR pada Senin (24/6), dia menyatakan bahwa operasi yang memiliki potensi minimum sangat mungkin akan dihentikan. Apakah itu melalui likuidasi atau pembubaran BUMN, tampaknya itu akan menjadi titik akhir. ( redx)