Jakarta , Intra62.com . Ada yang salah ? dalam Cium tangan , “kata said Iqbal Ketua Umum Partai Buruh . Ternyata beliau sampaikan sesuatu pesan yang penting . Belakangan sempat viral karena kapasitas beliau yang notabene adalah Ketua Umum partai Buruh .
Tokoh Nasional DR. Rizal Ramli sempat berkomentar Said Iqbal mesti menjaga marwah dan standing organisasi buruh, jangan sampai dilecehkan.
Cium tangan tersebut memunculkan pro maupun kontra yang memaksa Said memberi klarifikasi. Di media maupun media sosial, Presiden Partai Buruh Said Iqbal mencium tangan calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan), Ganjar Pranowo dalam acara Hari Buruh beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, terkait foto cium tangan kader PDI Perjuangan tersebut bukan kali pertama. Hal ini sering dilakukan kepada pimpinan negara dan tokoh politik lainnya jauh sebelumnya. Termasuk kepada senior di serikat pekerja, Said Iqbal juga bercium tangan.
Perilaku cium tangan adalah norma yang baik , dan wajar . Namun agak kontras , karena selama ini pergerakan buruh yang getol menolak UU Cipta kerja tiba-tiba bercium tangan kepada Capres PDIP ,” ujar Pengamat spiritual Politik dan Kebangsaan Anis fuad Ir dari DPP AWDI .
Analisis Anis bahwa cium tangan adalah salah bentuk sikap hormat yang normatif dan menunjukkan perilaku yang beradab . Artinya Said Iqbal adalah sosok pancasilais , perlu dicontoh
Baca juga : Said Aqil Siroj Terima Kunjungan Silaturahmi Sekjen PDIP
Menurut Said, ia datang ke pertemuan itu sebagai seorang manusia biasa, tanpa atribut apa pun. “Ada yang salah? Silakan dilihat, saya datang sebagai manusia biasa dengan baju kaus tanpa atribut apa pun,” katanya.
Said Iqbal pun menekankan bahwa kehadirannya dalam pertemuan tersebut adalah untuk menyampaikan sikap bahwa buruh menolak omnibus law UU Cipta Kerja. “Ada yang salah?” katanya lagi.
Apakah cium tangan Bukti Ketaatan pada Kekuasaan
“Said Iqbal harus malu, fotonya mencium tangan Ganjar bukti kuat ‘ketaatan’ pada kekuasaan,” kata warganet dengan akun Twitter @HelmiFelis_ seperti dikutip Republika pada Rabu (3/5/2023).
“Hal itu tidak sejalan dengan idealisme buruh. Dalam dunia politik, buruh adalah ‘darah biru’ organisasinya mendunia sejak 1919. Jangan manfaatkan buruh untuk kepentingan pribadi,” ujar dia menambahkan.
Anis menilai dinamika pro dan kontra yang wajar . Tapi yang pasti effect sosial politik akan berdampak pada distorsi peran Partai Buruh dalam perjuangan visi dan Misi . Dan waktu yang akan membuktikan apakah ” ada yang salah ” dalam cium tangan .
( Tim Red )