Lampung, Intra62.com – Setelah mengalami kepadatan selama libur Lebaran tahun ini, Pelabuhan Bakauheni di Provinsi Lampung kini tidak hanya berfungsi sebagai titik transit utama para wisata yang naik kapal feri.
Terungkap bahwa pelabuhan ini merupakan bagian dari proyek yang bertujuan mengintegrasikan layanan penyeberangan dengan kawasan wisata waterfront, Bakauheni Harbour City (BHC).
Proyek ini diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan sosial ekonomi baru, sekaligus menyediakan destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan dan pengunjung di masa depan.
PT. ASDP Indonesia Ferry mengumumkan pengembangan terbaru mereka, BHC yang tidak hanya akan menjadi tempat peristirahatan bagi para pemudik tetapi juga destinasi wisata waterfront yang menarik.
Proyek menjadikan Bakauheni sebagai kawasan wisata waterfront diharapkan akan memberikan dampak signifikan terhadap kegiatan sosial dan ekonomi di wilayah Lampung.
Dengan luas 160 hektar, proyek pengembangan pertama BHC akan mencakup Distrik 1 dengan Taman Krakatau dan Taman Siger sebagai jantungnya.
Taman-taman ini tidak hanya akan menjadi ruang hijau, namun juga pusat pendidikan yang dilengkapi dengan model seismograf yang menjelaskan fenomena gempa bumi Krakatau.
Selain itu, Taman Siger akan menjadi pusat komunitas dan budaya, yang dikenal sebagai Mahkota Lampung. Masjid Namira yang arsitekturnya memasukkan unsur budaya Lampung diharapkan menjadi destinasi wisata religi baru di kawasan tersebut.
Baca juga:
- Orchid Forest Cikole Wisata Alam di Lembang, Bandung
- Merasa Penat Dengan Pekerjaanmu? Pergilah Berlibur Sesekali ke Tempat Wisata-wisata Alam Berikut Ini
Direktur Utama PT. ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi menyatakan, fase pertama proyek BHC ini direncanakan rampung pada Semptember 2024.
Proyek ini juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, dengan pembangunan fasilitas seperti skybridge, amphiteater dengan pemandangan laut, camping ground, dan area parkir campervan yang dijadwalkan selesai pada tahun 2024.
BHC diharapkan dapat menjadi model pengembangan kawasan tepi air (waterfront) lainnya di Indonesia dengan mengintegrasikan layanan penyebrangan pelabuhan dan potensi pariwisata.